SIFA 2016 Hadirkan Utuh Sosok Sardono W Kusumo
SAPA (SOLO) - Seniman kenamaan asal Indonesia, Sardono W Kusumo, diundang khusus oleh Singapore International Festival of Arts (SIFA) 2016. Dalam ajang itu Sardono akan dihadirkan sebagai sosok terpilih. Bahkan rekaman-rekaman video yang dilakukan Sardono sejak usia 25 tahun akan diputar secara utuh. Karya-karya seni rupa Sardono juga dipamerkan. Selain itu, koreografer 71 tahun tersebut juga akan tampil khusus dan menggelar repertoar tari terbaru.
SIFA merupakan festival seni yang telah berlangsung sejak 1977. Acara ini menampilkan seniman lokal dan internasional dalam berbagai pertunjukan teater, tarian dan musik.
Kali ini, Sardono W Kusumo diundang khusus tampil di SIFA 2016 atas rekomendasi kurator festival seni kenamaan, Ong Keng Sen. Acara yang akan digelar sejak 13 - 28 Agustus 2016 di Malay Heritage, Singapura. Acara itu akan diberi tajuk "Sardono's Retrospective 2016". Kehadiran Sardono di Singapura juga didukung oleh Mandiri Art, salah satu lembaga di bawah Bank Mandiri yang mendukung acara-acara kesenian.
Penampilan karya-karya Sardono dalam ajang tersebut akan terbagi ke dalam tiga sesi yakni Expanded Cinema mulai 13 - 28 Agustus, yang akan menayangkan film-film dokumentasi karya Sardono sejak 1970 hingga yang terbaru.
Sesi berikutnya menampilkan Sardono melakukan pementasan karya seni rupa dalam pementasan yang disebut sebagai Solo Live Painting. Sesi ini merupakan pementasan tunggal oleh Sardono yang akan menampilkan gaya melukis yang goresannya dipadukan dengan gerakan tubuh Sardono dalam menari sehingga menghasilkan lukisan, pada 20-21 Agustus 2016.
Kemudian, sesi terakhir karya terakhir dari Sardono's Retrospective yang akan ditampilkan adalah dance performance berjudul Black Sun, pada 26-27 Agustus. Pada pementasan karya ini, Sardono akan menampilkan seni tari kontemporer yang berkolaborasi sejumlah penari asal Solo da penari-penari Papua.
"Sejak usia 25 tahun hingga sekarang, saya punya kegemaran melakukan dokumentasi video setiap eksplorasi karya baik di pedalaman Indonesia maupun ke luar negeri. Semua itu akan ditampilkan di SIPA. Saya juga punya hobi melukis semenjak muda, ada ratusan karya lukis dan sketsa saya. Sebagian akan ikut dipamerkan di SIPA nanti," ujar Sardono kepada wartawan di Solo, di sela-sela latihan persiapan pementasannya, Selasa (9/8).
Sedangkan karya pertunjukan teater tari berjudul 'Black Sun' yang akan ditampilkan nanti adalah karya terbaru Sardono. Kali ini mantan Rektor IKJ tersebut akan menyuarakan kegelisahannya terkait tragedi kemanusiaan seputar jutaaan orang yang tepaksa menjadi pengungsi yang tak tentu nasibnya sebagai dampak korban perang.
"Saya terpukul melihat gelombang pengungsian yang ditolak dimana-mana, padahal mereka juga harus meninggalkan tanah airnya karena dilanda perang yang mengancam jiwa mereka. Tahun ini saya kira merupakan tahun gelombang pengungsian terbesar di muka bumi setelah Perang Dunia Kedua. Tahun ini juga terjadi gerhana matahari total yang seakan menambah kekelaman tragedi kemanusiaan tersebut," ujar Sardono. (dtk)
SIFA merupakan festival seni yang telah berlangsung sejak 1977. Acara ini menampilkan seniman lokal dan internasional dalam berbagai pertunjukan teater, tarian dan musik.
Kali ini, Sardono W Kusumo diundang khusus tampil di SIFA 2016 atas rekomendasi kurator festival seni kenamaan, Ong Keng Sen. Acara yang akan digelar sejak 13 - 28 Agustus 2016 di Malay Heritage, Singapura. Acara itu akan diberi tajuk "Sardono's Retrospective 2016". Kehadiran Sardono di Singapura juga didukung oleh Mandiri Art, salah satu lembaga di bawah Bank Mandiri yang mendukung acara-acara kesenian.
Penampilan karya-karya Sardono dalam ajang tersebut akan terbagi ke dalam tiga sesi yakni Expanded Cinema mulai 13 - 28 Agustus, yang akan menayangkan film-film dokumentasi karya Sardono sejak 1970 hingga yang terbaru.
Sesi berikutnya menampilkan Sardono melakukan pementasan karya seni rupa dalam pementasan yang disebut sebagai Solo Live Painting. Sesi ini merupakan pementasan tunggal oleh Sardono yang akan menampilkan gaya melukis yang goresannya dipadukan dengan gerakan tubuh Sardono dalam menari sehingga menghasilkan lukisan, pada 20-21 Agustus 2016.
Kemudian, sesi terakhir karya terakhir dari Sardono's Retrospective yang akan ditampilkan adalah dance performance berjudul Black Sun, pada 26-27 Agustus. Pada pementasan karya ini, Sardono akan menampilkan seni tari kontemporer yang berkolaborasi sejumlah penari asal Solo da penari-penari Papua.
"Sejak usia 25 tahun hingga sekarang, saya punya kegemaran melakukan dokumentasi video setiap eksplorasi karya baik di pedalaman Indonesia maupun ke luar negeri. Semua itu akan ditampilkan di SIPA. Saya juga punya hobi melukis semenjak muda, ada ratusan karya lukis dan sketsa saya. Sebagian akan ikut dipamerkan di SIPA nanti," ujar Sardono kepada wartawan di Solo, di sela-sela latihan persiapan pementasannya, Selasa (9/8).
Sedangkan karya pertunjukan teater tari berjudul 'Black Sun' yang akan ditampilkan nanti adalah karya terbaru Sardono. Kali ini mantan Rektor IKJ tersebut akan menyuarakan kegelisahannya terkait tragedi kemanusiaan seputar jutaaan orang yang tepaksa menjadi pengungsi yang tak tentu nasibnya sebagai dampak korban perang.
"Saya terpukul melihat gelombang pengungsian yang ditolak dimana-mana, padahal mereka juga harus meninggalkan tanah airnya karena dilanda perang yang mengancam jiwa mereka. Tahun ini saya kira merupakan tahun gelombang pengungsian terbesar di muka bumi setelah Perang Dunia Kedua. Tahun ini juga terjadi gerhana matahari total yang seakan menambah kekelaman tragedi kemanusiaan tersebut," ujar Sardono. (dtk)
0 Response to "SIFA 2016 Hadirkan Utuh Sosok Sardono W Kusumo"
Post a Comment