Alami Gejala Stroke Segera Atasi Sebelum 4,5 Jam
Thursday, August 11, 2016
Edit
SAPA (JAKARTA) - Seseorang yang memiliki risiko stroke dengan faktor-faktor kegemukan, hipertensi, atau diabetes tidak terkontrol, perlu mewaspadai gejala stroke. Jika menemukan gejalanya, harus segera dibawa ke rumah sakit sebelum 4,5 jam.
Dokter spesialis saraf Herianto mengatakan, panduan mengenali gejala stroke bisa dengan mengingat FAST. FAST merupakan singkatan dari face (wajah), arm (lengan atau anggota gerak), speech (bicara), dan time (waktu).
"Face, kita lihat ada perubahan simetri pada wajah enggak. Kalau arm, lihat lengan ada kelemahan enggak," kata dokter dari Eka Hospital Tangerang Selatan ini dalam acara temu media di Jakarta, Rabu (10/8).
Selain itu, perhatikan pula cara bicaranya apakah tiba-tiba menjadi cadel, pelo, atau bahkan sulit berbicara. Jika menemukan gejala tersebut, segera bawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit terdekat.
Bila pasien mengalami stroke, orang di sekitarnya perlu mempertahankan oksigen atau jalan napasnya. "Kalau pasien muntah ya dibersihkan dulu, jangan sampai masuk ke jalan napas," kata Heri.
Heri menjelaskan, pasien dengan gejala stroke tersebut harus segera ditolong agar sumbatan pembuluh darah di otak tidak bertambah parah. Dengan demikian risiko kecacatan yang lebih parah dapat dicegah.
Meski gejala stroke tiba-tiba pulih, pasien tetap harus dibawa ke rumah sakit. Gejala stroke itu bisa saja mendadak muncul kembali dengan kondisi lebih parah. Di rumah sakit dokter akan melakukan pemindaian di otak untuk melihat lebih detil kerusakan pada otak.
Jika stroke tidak segera diatasi, bisa terjadi kecacatan permanen, proses pemulihan lebih lama, hingga kematian.
Heri mengatakan, stroke umumnya menyerang mereka yang berusia di atas 50 tahun. Namun, kini mulai banyak ditemukan pada usia muda atau di bawah 50 tahun. (Kpz)
Dokter spesialis saraf Herianto mengatakan, panduan mengenali gejala stroke bisa dengan mengingat FAST. FAST merupakan singkatan dari face (wajah), arm (lengan atau anggota gerak), speech (bicara), dan time (waktu).
"Face, kita lihat ada perubahan simetri pada wajah enggak. Kalau arm, lihat lengan ada kelemahan enggak," kata dokter dari Eka Hospital Tangerang Selatan ini dalam acara temu media di Jakarta, Rabu (10/8).
Selain itu, perhatikan pula cara bicaranya apakah tiba-tiba menjadi cadel, pelo, atau bahkan sulit berbicara. Jika menemukan gejala tersebut, segera bawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit terdekat.
Bila pasien mengalami stroke, orang di sekitarnya perlu mempertahankan oksigen atau jalan napasnya. "Kalau pasien muntah ya dibersihkan dulu, jangan sampai masuk ke jalan napas," kata Heri.
Heri menjelaskan, pasien dengan gejala stroke tersebut harus segera ditolong agar sumbatan pembuluh darah di otak tidak bertambah parah. Dengan demikian risiko kecacatan yang lebih parah dapat dicegah.
Meski gejala stroke tiba-tiba pulih, pasien tetap harus dibawa ke rumah sakit. Gejala stroke itu bisa saja mendadak muncul kembali dengan kondisi lebih parah. Di rumah sakit dokter akan melakukan pemindaian di otak untuk melihat lebih detil kerusakan pada otak.
Jika stroke tidak segera diatasi, bisa terjadi kecacatan permanen, proses pemulihan lebih lama, hingga kematian.
Heri mengatakan, stroke umumnya menyerang mereka yang berusia di atas 50 tahun. Namun, kini mulai banyak ditemukan pada usia muda atau di bawah 50 tahun. (Kpz)
Related Posts