Warga Wania Wajib Pasang Merah Putih

SAPA (TIMIKA) – Memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT-RI) ke-71, warga Distrik Wania, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua diwajibkan menaikan Bendera Merah Putih sejak 1 minggu sebelum 17 Agustus 2016 nanti.

“Seluruh warga Wania haruskan menaikan bendera merah putih disetiap rumah untuk memperingati hari kemerdekaan RI sebagai penghormatan atas perjuangan para pahlawan yang telah gugur untuk mempertahankan kemerdekaan,” ujar Kepala Distrik Wania Leonard Kareth A,Md, S.Sos kepada Salam Papua, Jumat (29/7).

Menurutnya, pemasangan Bendera Merah Putih disetiap rumah wajib dilakukan sebagai suatu penghormatan, pasalnya perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan hingga mengorbankan jiwa dan raganya hingga generasi muda bisa menghirup udara bebas. Oleh sebab itu sebagai warga yang baik tidak ada salahnya apabila moment tersebut tidak ada salahnya untuk wajib menaikan bendera.

“Jadi kami sudah himbau kepada warga semua bahwa HUT RI semua wajib kasih naik bendera merah putih untuk memperingati kemerdekaan itu,” ujarnya.

Lanjut Leonard, warga yang dihimbau tetap akan memang bendera pada saat HUT RI, walaupun tidak diberitahu. endati demikian pihaknya tetap akan melihat warga mana yang tidak menaikan bendera dan akan ditanyai alasan.

“Jadi tidak ada lagi alasan untuk tidak kasih naik bendera,” ujar Leonard.

Distrik Wania menyatakan akan melaksanakan beberapa kegiatan yang akan diikuti oleh seluruh warga yang berada di Distrik Wania. Leonard mengatakan, pihaknya Distrik telah membentuk panitia dalam rangka menyongsong HUT RI pada bulan lalu dan tengah mempersiapkan keperluan untuk menunjang kegiatan nantinya baik dari sisi pendanaan hingga perlengkapan sehingga dalam waktu dekat kegaitan tersebut nantinya akan diselenggarakan.

Kegiatan yang nantinya akan dilaksanakan tersebut berjumlah 4 kegiatan diantaranya, kegiatan bersih lingkungan, tarian dari peguyuban di Ditrik Wania dan beberapa kegiatan lainnya.

“Kita ada buat 4 kegiatan, lomba kebersihan antar warga dan panjat pinang dan beberapa kegiatan lainnya setelah upacara tapi karena kita lihat panjat pinang beresiko jadi kita ganti dengan tarian kuda lumping dan Yosim pancar (yospan),” ujar Leonard.

Menurutnya, kegiatan tersebut dilakukan untuk menumbuh rasa kebersamaan warga dalam suatu keluarga walaupun kebanyakan warga tidak berasal dari daerah yangasama, selain itu untuk memperingati perjuangan dari para pejuang yang telah mempertahankan kemerdekaan.(Ricky Lodar)
Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel