Yayasan Pendidikan Hidayatullah Timika Terendam Banjir

Kondisi banjir di Yayasan Pendidikan Hidayatuulah, yang menyebabkan para dipulangkan  lebih cepat


SAPA (TIMIKA) – Hujan deras yang mengguyur Kota Timika dan sekitarnya, pada Senin (15/6), membuat sejumlah wilayah terendam banjir. Salah satunya di Yayasan Pendidikan Hidayatullah Timika, yang berada di Kilometer 9 (Km 9) Kampung Kadun Jaya, Distrik Wania, Kabupaten Mimika.

Berdasarkan pantauan Salam Papua di lapangan, banjir yang merendam Yayasan Pendidikan Hidayatullah tersebut setinggi lutut orang dewasa. Kejadian ini merupakan ketiga kalinya di Agustus 2016 ini. Kondisi banjir tersebut mengakibatkan terganggunya kegiatan belajar mengajar (KBM) di Yayasan Pendidikan Hidayatullah. Ini terbukti, para siswa yang mengikuti pembelajaran, mulai TK, SD, SMP, dan SMA, harus melepas sepatu dan mengangkat celananya tinggi-tinggi untuk melewati genangan air.  Dan dari kondisi banjir tersebut, pihak sekolah dan yayasan memulangkan siswa lebih cepat dari jadwal biasanya.

Salah satu siswa Yayasan Pendidikan Hidayatullah, Ahmad mengatakan, pada pagi hari air yang masuk kesekolah tidak setinggi ini. Sehingga dirinya dan teman-teman bisa masuk ke dalam kelas. Namun sekitar pukul 11.30 WIT air mulai tinggi, dan sekolahpun memulangkan cepat.

“ Awalnya air yang masuk ke sekolah tidak tinggi. Tapi siang hari, air yang dari kota masuk ke sekolah semakin tinggi. Dan kami pun pulang lebih cepat dari jadwal,”katanya.

Sementara Kepala SD Hidayatullah yang juga Ketua Lembaga Pendidika Integral Hidayatullah (LPIH) Timika, Abdul Syakir,S.Pd yang ditemui Salam Papua di Kantor Yayasan Hidayatullah mengatakan, setelah dilakukan normalisasi sungai oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) pada 2014 lalu, sudah tidak banjir lagi. Dan sudah ketiga kalinya terjadi banjir lagi di Agustus tahun ini. Dimana banjir pertama pada 2 Agustus 2016, selanjutnya pada 9 Agustus 2016, dan sekarang ini pada 15 Agustus 2016. Setiap banjir seperti ini, air masuk ke dalam ruangan kelas dan pondok pesantren.

“ Pada banjir kedua lalu, kami terpaksa meliburkan sekolah karena air sudah masuk ke dalam kelas. Tapi untuk ketiga ini, air mulai tinggi pada siang hari,”katanya.

Kata dia, untuk banjir yang terjadi saat ini KBM tetap berjalan seperti biasanya. Walaupun pihaknya memulangkan lebih cepat. Dengan alasan, pertama karena banjir, dan kedua ada upacara bendera dalam rangka memperingati HUT RI ke 71. Selain itu, pihaknya juga sangat kuatir dengan anak-anak, karena air semakin tinggi.

Lanjutnya, namun alhamdulillah sarana prasana sekolah tidak ada yang terendam, karena sudah diantisipasi. Tatapi ada beberapa ruangan kelasyang lokasinya lebih rendah, tidak bisa dilaksanakan KBM. Termasuk asrama para putri juga ikut terendam, sehingga dievakuasi ke masjid untuk sementara.

“ Yang jelas dengan kondisi banjir ini berpengaruh pada semua kegiatan, khususnya KBM. Karena selain pendidikan formal, kami juga mengajarkan pendidikan informal dalam hal ini pondok pesantren,”terangnya.

Ia mengatakan, dari kondisi banjir ini, Dinas PU Kabupaten Mimika sudah melihat ke lapangan, namun belum ada tindak nyata dari dinas terkait tersebut. Karena itu, pihaknya berharap untuk segera ada langkah nyata penanganan banjir ini. Dimana air yang membanjiri sekolah ini, bukan hanya berasal dari hujan. Tetapi juga berasal dari luapan sungai yang mengalir dari kota menuju Kampung Kadun Jaya.

“ Disini ada dua sungai dengan titik temu kilometer 11. Sehingga kalau meluap akan membanjiri sekolah ini. Dan bisa dikatakan tempat ini sebagai penampungan. Oleh itu, kami minta untuk menormalisasi sungai dan memasang talud, agar tidak terjadi banjir lagi,”ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Pengurus Daerah Hidayatullah Mimika yang mengatakan, Yayasan Pendidikan Hidayatulla Timika membawahi TK, SD, SMP dan pasantren Hidayatullah. Dan tahun ini sudah ketiga kalinya mengalami kebanjiran seperti ini. Keadaan tersebut sangat menggangu aktifitas di sekolah dan pasantren yang dibawah naungan Yayasan Pendidikan Hidayatullah Timika.

“ Sekolah dan pasantren Hidayatullah mengalami banjir, karena lokasinya berada ditengah-tengah. Dimana kiri dan kanan ada sungai dan bertemu di kilometer 11. Sehingga kalau arusnya kuat dari arah kota, mengakibatkan banjit seperti sekarang,”kata Kasim.
Kata dia, dengan kondisi banjir ini, pihaknya belum sempat melaporkan ke pihak pemerintah. Namun dirinya berharap, pemerintah melalui instansi terkait mencari solusi menangani banjir ini. Sehingga banjir ini tidak terulang lagi, apalagi ini tempat dimana para siswa harus belajar.

“ Saya minta pemerintah segera turun tangan menangani masalah ini. Karena kalau terjadi banjir tersebut, maka KBM di sekolah ini tidak berjalan,”tuturnya. (Red/Ervi Ruban)



Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel