Kampung Ohotya Kental dengan Adat Istiadat; Journalist Field Visit To lorenstz National Park (2)

DI hari ke 2, Kamis (28/7) Tim Observasi Taman Nasional Lorenzt, menuju sebuah kampung yang sangat lekat dengan adat  istiadat dan menghargai budaya, yakni Kampung Otakwa atau Ohotya.

Dengan menumpangi Speed Camar Papua Transportation, seluruh tim observasi pun melaju menuju kampung tersebut, dengan  melewati luas sungai yang lebar dan dalam, serta dirimbuni bakau – bakau nan hijau.

Pukul 09.57 WIT tim sampai di Dermaga Kapal Ikan Ohotya, yang terbuat dari bahan kayu. Tampak diatas dermaga, beberapa anggota Linmas sudah berdiri dengan pakaian lengkap, dan memegang tombak dan busur panah.

Ketika Tim observasi keluar dari dalam Speed dan mengucapkan selamat, para anggota Linmas atau hansip pun langsung menyambut ramah dan membantu mengangkat barang bawaan rombongan menuju rumah Pastoran yang memang berada tepat didekat dermaga tersebut.
Selang beberapa menit kemudian, Kepala Dusun II Matipi Julianus Maatingarewa bersama  dua pengawal yang mengenakan manik – manik adat, langsung datang menyambut secara resmi kedatangan tim Observasi Taman Lorenzt.

Setelah memberikan ucapan selamat datang kepada seluruh rombongan, kepala dusun kembali memberikan intruksi kepada seluruh masyarakat, bahwa kedatangan rombongan bisa membawa manfaat bagi perkembangan kampung tersebut, yakni dipromosikannya kedalam kategori kampung wisata di Mimika, sehingga bisa tersohor diseluruh pelosok Indonesia ataupun dunia.

Antusias seluruh warga kampung yang ikut dalam tarian khas menirukan gerakan Burung Kasuari, mulai dari anak – anak, ibu – ibu, bahkan nenek sekali pun ikut menari dengan teriakan – teriakan yang kompak.

Tabuhan tifa yang menggema, tiupan Hiwini (Trompet yang terbuat dari akar kayu pilihan-red) yang mengaum tinggi, menambah nilai story dan exotic dibalik seni budaya Suku Kamoro.

“Ini merupakan gambaran kebahagaian, serta ketulusan hati penghuni kampung dalam menyambut kedatangan tamu. Tarian ini biasanya digelar ketika ada tamu penting yang mengunjungi Kampung Ohotya, seperti bupati dan pejabat tinggi kabupaten lainnya,” ungkap Sekertaris Desa Kristianus Irahewa, disela-sela kesibukannya menyambut kedatangan tim observasi.

Tarian ini terus dilakukan oleh seluruh warga Ohotya sepanjang jalan menuju balai kampung yang berada di ujung kampung. Dengan penuh perhatian seluruh masyarakat duduk melantai diatas pendopo balai kampung, untuk mendengar sambutan sekertaris desa yang menjelaskan tujuan kedatangan rombongan ini.

Dihadapan masyarakat dan dengan menggunakan bahasa daerah, Sekertaris Desa Kristianus Irahewa menjelaskan, bahwa ini merupakan awal dari observasi yang digelar oleh USAID LESTARI. Dengan tujuan mengangkat kekayaan hutan yang termasuk dalam Taman Lorenzt. Serta memperkenalkan adat istiadat masyarakat Otakwa atau Ohotya, sehingga bisa dikenal dimata internsional.

“Mereka semua datang untuk membawa keberuntungan bagi kita semua, sehingga kita semua serta kekayaan alam di tanah kita bisa berfungsi dan memberikan manfaat bagi kita sendiri, serta anak cucu kita kelak,” ungkapnya.

Usai bercengkrama bersama seluruh masyarakat di balai Kampung Ohotya, Tim Observasi pun menuju bibir pantai yang berada di belakang kampung, untuk menyaksikan deburan ombak yang seakan melengkapi keindahan alam tanah Mimika Timur Jauh.

Usai bermain – main dipinggiran pantai, sekitar pukul  15:14 WIT tim pun bergegas menuju pantai  Yapero. Dengan menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam, tim pun sampai ke pantai Yapero untuk menikmati senja bersama matahari terbenam. Dipantai Yapero ini selain menikmati indahnya matahari senja, pengunjung pun bisa mandi  dan bermain ombak. (Cr1)
Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel