Bentrok di Mile 34 Lukai Enam Pendulang

Polisi ketika mengamankan lokasi bentrok di Mile 34. SAPA/Istimewa

SAPA (TMIKA)  - Bentrok antar pendulang kembali terjadi di mile 34, Distrik Kuala Kencana, Jumat (19/8) sekitar pukul 14.00 WIT. Akibat bentrok ini, enam pendulang terluka terkena panah wayer dan seorang lainnya terluka terkena peluru senapan angin.

Bentrok yang terjadi antar dua kelompok pendulang ini dipicu masalah batas wilayah dulang di Kali Kabur.

Ketika aparat Kepolisian dari Polsek Kuala Kencana yang dipimpin Iptu Parno, dan Polsek Mimika Baru yang dipimpin Kompol I Gede Putra, tiba di lokasi bentrok, dua kelompok ini masih saja terus saling serang.

Polisi terpaksa melepaskan tembakan peringatan ke udara, dan menembakkan gas air mata untuk menghalau kedua kelompok ini. Namun, karena jumlah polisi dengan jumlah massa yang terlibat bentrok tidak seimbang sehingga bentrok terus berlanjut hingga sekitar 30 menit.

Bentrok baru berhenti, setelah polisi menambah kekuatan yang dipimpin Kabagops Polres Mimika Kompol I Nyoman Punia.

Akibat bentrok ini, enam pendulang terluka terkena panah wayer dan seorang lainnya terluka terkena peluru senapan angin.

Korban luka terkena panah wayer diantaranya, Roi Dokaunubun pada betis kanan, Obet pada betis kanan, dan Bernadus luka di bagian perut akibat  terkena peluru senjata angin.

Sementara dari kelompok pendulang lainnya, belum diketahui identitasnya, sebab korban langsung dievakuasi ke rumah sakit oleh kelompoknya.

Seorang pendulang, Albert dari kelompok Sather mengatakan bahwa, persoalan yang terjadi awalnya akibat dari batas lokasi kerja.

“Dorang kelompok Holai, Holad dan Hoko mereka pakai senjata api, dan membawa bom rakitan. Mereka datang menyerang kami dengan membawa bom. Kita minta agar polisi tangkap mereka yang bawa bom dengan senjata api,” tuturnya.

Dilokasi terpisah, salah satu pendulang dari kelompok Holat, Stenli mengatakan bahwa, saat itu dirinya bersama dengan teman- temannya berada di lokasi kerja dan melihat ada api di camp mereka.

“Kita kaget camp  sudah dibakar. Sehingga anak-anak marah dan melakukan penyerangan ke kelompok Sather,” tuturnya.

Sementara itu, Kabagops Kompol I Nyoman Punia dilokasi bentrok mengatakan, bentrokan ini dipicu persoalan batas wilayah di lokasi pendulangan.

“Ini sebenarnya satu kelompok, hanya persoalan batas wilayah di lokasi pendulangan,” katanya.

Diakui, pihaknya telah mendamaikan dua kelompok ini, sehingga diharapkan kedepannya tidak ada lagi bentrok antar pendulang. Sebab, menurutnya, semua yang datang ke daerah ini untuk bekerja,dan bukan untuk berperang.

“Kami Kepolisian berhasil mendamaikan kelompok yang bertikai. Kita berharap agar kedepan tidak ada lagi bentrokan di lokasi pendulangan. Ini kan semua datang untuk bekerja bukan untuk perang,sehingga kita harap tidak boleh lagi ada perang,” harapnya.

Terkait dengan enam orang yang terluka, kata dia, pihak kepolisian nantinya akan melakukan pendataan.(CR3)
Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel