Legislator Pertanyakan Kesiapan Panitia Lokal PEDA 2016
Sunday, July 31, 2016
Edit
SAPA (TIMIKA) - Anggota Komisi B DPRD Mimika, Gerson Harold Imbir mempertanyakan kesiapan panitia lokal Pekan Daerah (PEDA) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) 2016, dalam hal ini Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Menurut dia, panita lokal terkesan belum siap untuk melaksanakan kegiatan ini. Pasalnya, dari pengamatannya selama dua hari di lokasi yang akan dijadikan tempat pameran yang berada di Halaman Gedung Eme Neme Yauware, lokasinya masih terlihat banyak genangan air dan becek.
“Dari kemarin sampai hari ini (Minggu-red) saya lihat terkesan panitia tidak siap. Lihat saja, air masih genangi sebagain halaman stand pameran. Balum lagi, jalannya berbecek karena kendaraanpun masuk hingga di depan stand,” kata Gerson kepada Salam Papua, di temui di Halaman Gedung Eme Neme Yauware, Minggu (31/7).
Selain itu kata Gerson, dari sisi koordinasi antara SKPD dan panitia lokal terkesan tidak berjalan baik. Ini dibuktikan dari setiap stand pameran yang dimiliki Kabupaten Mimika tidak menunjukan ciri khas dari daerah ini.
Padahal kata Gerson, untuk kegiatan ini, DPRD Mimika sudah menganggarkan sebesar Rp4 miliar untuk Kantor Ketahanan Pangan, sebagai panitia lokal.
“Dari sisi koordinasi antara SKPD dan panitia terlihat tidak menunjukkan ciri khas Kabupaten Mimika. Tidak seperti Kabupaten Merauke, dimana kabupaten ini terkesan membuat stand yang baik dan tertata rapi, beda dengan Mimika. Padahal DPRD sudah menganggarkan untuk pelaksanaan PEDA sebesar Rp4 miliar. Ini dana yang tidak kecil, tapi sangat besar,” ujar Gerson yang juga ketua Fraksi PBB.
Gerson menambahkan, jika dilihat dari stand yang dimiliki Kabupaten Mimika, setiap SKPD hanya menunjukan keunggulan mereka, dan tidak ada ciri khas kabupaten yang menonjol ditunjukan.
“Tidak ada satu ciri khas yang menonjol dari stand di Kabupaten Mimika. Dan ini terlihat ego-ego dari SKPD, dimana masing-masing ingin menonjol. Sehingga tidak ada komunikasi dan koordinasi panitia dan peserta dari Mimika. Sehingga amburadul dan tidak ada desain yang jelas,” ucap Gerson.
Gerson meminta, sebelum kegiatan ini dibuka secara resmi, panitia lokal harus bisa menyelesaikan semua keluhan peserta dari kabupaten lain,salah satunya soal genangan air ini. Sehingga sebagai tuan rumah tidak terkesan memalukan.
Menurut dia, panita lokal terkesan belum siap untuk melaksanakan kegiatan ini. Pasalnya, dari pengamatannya selama dua hari di lokasi yang akan dijadikan tempat pameran yang berada di Halaman Gedung Eme Neme Yauware, lokasinya masih terlihat banyak genangan air dan becek.
“Dari kemarin sampai hari ini (Minggu-red) saya lihat terkesan panitia tidak siap. Lihat saja, air masih genangi sebagain halaman stand pameran. Balum lagi, jalannya berbecek karena kendaraanpun masuk hingga di depan stand,” kata Gerson kepada Salam Papua, di temui di Halaman Gedung Eme Neme Yauware, Minggu (31/7).
Selain itu kata Gerson, dari sisi koordinasi antara SKPD dan panitia lokal terkesan tidak berjalan baik. Ini dibuktikan dari setiap stand pameran yang dimiliki Kabupaten Mimika tidak menunjukan ciri khas dari daerah ini.
Padahal kata Gerson, untuk kegiatan ini, DPRD Mimika sudah menganggarkan sebesar Rp4 miliar untuk Kantor Ketahanan Pangan, sebagai panitia lokal.
“Dari sisi koordinasi antara SKPD dan panitia terlihat tidak menunjukkan ciri khas Kabupaten Mimika. Tidak seperti Kabupaten Merauke, dimana kabupaten ini terkesan membuat stand yang baik dan tertata rapi, beda dengan Mimika. Padahal DPRD sudah menganggarkan untuk pelaksanaan PEDA sebesar Rp4 miliar. Ini dana yang tidak kecil, tapi sangat besar,” ujar Gerson yang juga ketua Fraksi PBB.
Gerson menambahkan, jika dilihat dari stand yang dimiliki Kabupaten Mimika, setiap SKPD hanya menunjukan keunggulan mereka, dan tidak ada ciri khas kabupaten yang menonjol ditunjukan.
“Tidak ada satu ciri khas yang menonjol dari stand di Kabupaten Mimika. Dan ini terlihat ego-ego dari SKPD, dimana masing-masing ingin menonjol. Sehingga tidak ada komunikasi dan koordinasi panitia dan peserta dari Mimika. Sehingga amburadul dan tidak ada desain yang jelas,” ucap Gerson.
Gerson meminta, sebelum kegiatan ini dibuka secara resmi, panitia lokal harus bisa menyelesaikan semua keluhan peserta dari kabupaten lain,salah satunya soal genangan air ini. Sehingga sebagai tuan rumah tidak terkesan memalukan.
“Jangan sampai Mimika selaku tuan rumah ini malu. Selain itu terlihat tidak ada komunikasi dengan stakholder lainnya, seperti PTFI. Sehingga sampai H-1 masih ada genangan air dimana-mana,” kata Gerson. (Red)
Related Posts