Jusuf Kalla Ajak Pengusaha Sulsel Kuatkan Jaringan Bisnis
Sunday, July 24, 2016
Edit
SAPA (MAKASSAR) - Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) XVI yang akan dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla akan menjadi ajang untuk kembali menguatkan jaringan bisnis di tanah kelahiran dengan membangun usaha demi kemajuan daerah serta kesejahteraan masyarakat.
"Akhir-akhir ini pengusaha asal Susel di perantauan satu demi satu mulai membuka lahan usaha di tanah kelahirannya serta menguatkan jaringan bisnisnya," kata Ketua Kerukukan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Sattar Taba di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan, membangun kembali bisnis di tanah kelahiran mulai dilakukan beberapa saudagar Bugis-Makassar beberapa tahun terakhir ini dan melalui PSBM dan KKSS, jaringan bisnis itu kian meluas.
Dia menyebutkan, kemajuan PSBM tidak bisa dilihat secara instan dan cepat, tetapi merupakan sebuah proses yang akhirnya terwujud dan mulai tertariknya para pengusaha baik pengusaha nasional maupun pengusaha asal Bugis-Makassar, Mandar dan Toraja untuk mengembangkan usahanya di Sulawesi Selatan.
"Ini semuanya adalah dampak dari pertemuan PSBM yang mulai memetik hasilnya. Di antaranya adalah berbagai investasi milik saudagar Bugis-Makassar mulai menggarap berbagai sektor usaha di antaranya pariwisata di Soppeng, Barru, properti di Makassar, Bone, dan waterboom di Gowa, Polewali, (sekarang masuk Sulbar)," katanya.
Sattar juga mengungkapkan jika pada PSBM XV di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan juga telah mencapai kesepakatan kerjasama/MoU antara Pemda Takalar dengan Pemprov Sulsel/BPP KKSS/Kadin Sulsel dengan investor Jababeka Grup, Artha Graha, Eka Tjipta Widjaya, dan Jakarta Propertindo Pemrov DKI Jakarta.
Membangun tanah rantau dan kampung halaman adalah spirit dan jiwa dari paguyuban KKSS yang menghayati bahwa di mana bumi dipijak dalam menjalani kehidupannya di situ pula langit dijunjung tempat mengabdikan diri dengan seluruh kehidupannya untuk yang seluas-luasnya.
"Kemudian hubungannya dengan kampung leluhur sebagai pengikat ikatan emosional dan budaya yang mewariskan berbagai nilai kearifan (alempureng/kejujuran, amaccang kecerdasan, awaraningeng/kekukuhan di jalan kebenaran, appesonang/ketaatan iman, yang dirangkum dalam dua kata: siri na pessena," sebutnya.
Menurut dia, pengabdian di rantau dapat dikatakan bersifat wajib dan pengabdian di kampung halaman bersifat sunnah untuk berbagi amal sedekah yang dimiliki.
Semangat inilah yang terus disegerakan dan menjadi motivasi digelarnya PSBM yang secara berkesinambungan sebagaimana yang telah diamanatkan oleh para penggagasnya dan penyelenggara bersama antara Kadin Sulsel, Pemprov Sulsel dan KKSS. (ant)
"Akhir-akhir ini pengusaha asal Susel di perantauan satu demi satu mulai membuka lahan usaha di tanah kelahirannya serta menguatkan jaringan bisnisnya," kata Ketua Kerukukan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Sattar Taba di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan, membangun kembali bisnis di tanah kelahiran mulai dilakukan beberapa saudagar Bugis-Makassar beberapa tahun terakhir ini dan melalui PSBM dan KKSS, jaringan bisnis itu kian meluas.
Dia menyebutkan, kemajuan PSBM tidak bisa dilihat secara instan dan cepat, tetapi merupakan sebuah proses yang akhirnya terwujud dan mulai tertariknya para pengusaha baik pengusaha nasional maupun pengusaha asal Bugis-Makassar, Mandar dan Toraja untuk mengembangkan usahanya di Sulawesi Selatan.
"Ini semuanya adalah dampak dari pertemuan PSBM yang mulai memetik hasilnya. Di antaranya adalah berbagai investasi milik saudagar Bugis-Makassar mulai menggarap berbagai sektor usaha di antaranya pariwisata di Soppeng, Barru, properti di Makassar, Bone, dan waterboom di Gowa, Polewali, (sekarang masuk Sulbar)," katanya.
Sattar juga mengungkapkan jika pada PSBM XV di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan juga telah mencapai kesepakatan kerjasama/MoU antara Pemda Takalar dengan Pemprov Sulsel/BPP KKSS/Kadin Sulsel dengan investor Jababeka Grup, Artha Graha, Eka Tjipta Widjaya, dan Jakarta Propertindo Pemrov DKI Jakarta.
Membangun tanah rantau dan kampung halaman adalah spirit dan jiwa dari paguyuban KKSS yang menghayati bahwa di mana bumi dipijak dalam menjalani kehidupannya di situ pula langit dijunjung tempat mengabdikan diri dengan seluruh kehidupannya untuk yang seluas-luasnya.
"Kemudian hubungannya dengan kampung leluhur sebagai pengikat ikatan emosional dan budaya yang mewariskan berbagai nilai kearifan (alempureng/kejujuran, amaccang kecerdasan, awaraningeng/kekukuhan di jalan kebenaran, appesonang/ketaatan iman, yang dirangkum dalam dua kata: siri na pessena," sebutnya.
Menurut dia, pengabdian di rantau dapat dikatakan bersifat wajib dan pengabdian di kampung halaman bersifat sunnah untuk berbagi amal sedekah yang dimiliki.
Semangat inilah yang terus disegerakan dan menjadi motivasi digelarnya PSBM yang secara berkesinambungan sebagaimana yang telah diamanatkan oleh para penggagasnya dan penyelenggara bersama antara Kadin Sulsel, Pemprov Sulsel dan KKSS. (ant)
Related Posts