Bank Papua Target Penyertaan Modal Capai Rp4 Triliun

ilustrasi
SAPA (JAYAPURA) - Manajemen Bank Papua menargetkan untuk bisa mengumpulkan penyertaan modal dari pemerintah daerah yang ada di Provinsi Papua dan Papua Barat dengan total Rp4 triliun hingga 2018.

"Target setoran modal kami sesuai dengan RUPS 2013 di Timika adalah Rp4 triliun sampai 2018. Akan tetapi, sampai Juni 2016, baru mencapai Rp1,7 triliun, artinya masih ada R2,3 triliun yang harus kami kejar dalam 2 tahun terakhir," ujar Plt. Direktur Utama Bank Papua Sharly A. Parangan, di Jayapura, Minggu.

Meski para pemegang saham tidak puas dengan kinerja Bank Papua dalam 2 tahun terakhir, dia mengklaim mereka tetap berkomitmen untuk terus mendorong Bank Papua menjadi bank terdepan dengan tetap berkomitmen melakukan penyertaan modal.

"Kalau komitmen setoran modal pemegang saham, tahun ini mereka sudah menyatakan akan melakukan setoran, Provinsi Papua saja akan menyetor Rp100 miliar, kami harapkan tahun ini di atas Rp2 triliun," katanya.

Sharly menyebut ketidakpuasan terhadap kinerja Bank Papua sudah diungkapkan oleh para pemegang saham pada RUPS Mei lalu. Hal itu terungkap dalam capaian-capaian perusahaan tersebut yang tidak sesuai dengan harapan.

"Mereka 'kan tujuan setor dananya sebagai setoran modal, ujungnya mereka berharap apa yang saya dapat, dan itu menjadi target kami. Akan tetapi, ternyata kami tidak penuhi seperti yang mereka harapkan," ujarnya lagi.

Namun, dia mengaku bila pada akhirnya para pemagang saham mengerti bahwa kegagalan Bank Papua dalam mencapai target keuntungan lebih dikarebnakn kondisi perekonomian global yang sedang menurun.

"Ketika kami sampaikan capaian seperti ini, lalu dilakukan diskusi dengan pemegang saham, puji Tuhan akhirnya mereka bisa pahami. Karena kami sebagai lembaga bisnis, kami tidak bisa lepas dari faktor makro maupun mikro," katanya.

Ia menambahkan, "Kita tahu bagaimana pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2015. Hal itu masih berlangsung hingga saat ini." Menurut dia, kondisi tersebut pun juga berimbas pada kinerja p pemerintah daerah yang menjadi lamban dalam melakukan penyerapan fisik dan keuangan.

"Kalau kita lihat di pemda, biasanya pada Semester II sebetulnya sudah banyak proyek yang jalan, artinya kucuran anggaran sudah ada. Akan tetapi, kita lihat sampai Triwulan II ini masih belum terlalu besar, paling yang ada itu hanya serapan pada biaya rutin. Namun, serapan pembangunan belum terlalu tampak," ujar Sharly. (ant)
Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel