Bandara Ngurah Rai Butuh Alat Pendeteksi Logam dan Peledak Cair
Saturday, July 16, 2016
Edit

"Peralatannya akan kami usulkan untuk ditambah, peralatan deteksi logam dan peledak cair," kata Komandan Pangkalan Udara Ngurah Rai, Kolonel Penerbang Danet Hendriyanto ditemui di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Minggu.
Menurut Komandan Regu Pengamanan Objek Khusus Kawasan Bandara itu antisipasi keamanan perlu ditingkatkan menyusul serangan teroris di Bandara Brussel Belgia, serangan teroris di Paris serta teror bom di Mapolresta Surakarta.
Untuk pengamanan, pihaknya meningkatkan kegiatan patroli keliling bandara selama dua jam sekali bekerja sama dengan petugas kepolisian dan aparat keamanan bandara.
"Untuk mengantisipasi terjadinya ancaman, seluruh satuan pengamanan bekerja sama untuk melakukan patroli secara intens dengan komposisi kekuatan bersenjata di seluruh area bandara baik sisi udara, area terminal bahkan hingga area perairan yang pengawasannya dibantu oleh TNI AL," ucap Danet.
TNI AU, lanjut dia, melakukan pengamanan seluruh ring yakni di ring satu yakni di kawasan udara serta di ring dua di terminal domestik dan internasional.
Sedangkan di ring tiga pihaknya bekerja sama dengan aparat kepolisian.
Pihaknya juga bersinergi dengan TNI AL dan Basarnas untuk pengamanan di sisi barat bandara yang dekat dengan perairan.
Selama operasi Lebaran, Bandara Ngurah Rai diamankan oleh 1.488 personel gabungan dari sejumlah instansi yang bergabung dalam posko monitoring terpadu.
Personel gabungan itu dari TNI AL, AU, dan AD, Satpol PP serta jajaran Polda Bali, Basarnas, petugas keamanan bandara setempat dan Otoritas Bandara serta instansi lainnya termasuk dengan melibatkan Gegana dan "X-Ray" yang memindai setiap kendaraan yang masuk ke bandara.
Setelah 24 hari melayani para pemudik, Posko Monitoring Angkutan Lebaran 1437 H yang dilaksanakan mulai tanggal 24 Juni hingga 17 Juli 2016 kemudian resmi ditutup yang dilaksanakan oleh Komandan Pangkalan Udara Ngurah Rai, Kolonel Penerbang Danet Hendriyanto.
Sebelumnya Kementerian Perhubungan meminta pengelola Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, bersama instansi terkait mempertahankan sinergitas keamanan meskipun operasi Lebaran 2016 telah terakhir.
"Antisipasi pengamanan tidak mengendur walaupun periode angkutan Lebaran sudah selesai," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo usai meninjau penutupan posko monitoring terpadu Lebaran di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Minggu.
Menurut dia, peningkatan keamanan tetap dilaksanakan berkaca dari peristiwa serangan teroris di Bandara Brussel, Belgia, Paris, dan terakhir di Mapolresta Surakarta.
Ia mengatakan pihaknya mengapresiasi sinergi yang dilakukan instansi terkait dalam pengamanan Lebaran di bandara setempat termasuk pelayanan maksimal yang diberikan kepada penumpang.
Selama operasi Lebaran, Bandara Ngurah Rai diamankan oleh 1.488 personel gabungan dari sejumlah instansi.
Personel gabungan itu dari TNI AL, AU, dan AD, Satpol PP serta jajaran Polda Bali, Basarnas, petugas keamanan bandara setempat dan Otoritas Bandara serta instansi lainnya termasuk dengan melibatkan Gegana dan "X-Ray" yang memindai setiap kendaraan yang masuk ke bandara.
Pengelola Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali masih menerapkan siaga keamanan pada level "kuning" atau waspada dengan memperketat pengamanan sebagai antisipasi terorisme.
"Kami perketat pemeriksaan kepada kendaraan dan personel," kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Trikora Harjo.
Menurut dia, siaga tersebut sesuai dengan instruksi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pascaserangan bom di Bandara Brussel, Belgia, beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu, Trikora mengapresiasi para personil yang dengan aktif dan sigap melayani para pemudik selama dua puluh empat hari non-stop operasi Lebaran yang telah membantu menjaga keamanan di Bandara I Gusti Ngurah Rai. (BERITA:ANTARA/ GAMBAR:)
Related Posts