Ratusan Korban Kebakaran Borobudur I Masih Mengungsi
Tuesday, August 9, 2016
Edit
Para pengungsi - ISTIMEWA/MEDIAPAPUA |
SAPA (MANOKWARI) - Ratusan korban kebakaran di kompleks Borobudur I hingga kini masih bertahan di tenda pengungsian dan mengharapkan pemerintah daerah menyiapkan hunian sementara yang layak.
Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara (KKST) Manokwari Laode Caluddin di Manokwari, Selasa, mengungkapkan kesulitan yang dihadapi warga di lokasi pengungsian kian bertambah setelah masa tanggap darurat dicabut. Kesulitan mereka kian bertambah, karena tidak bisa mencari nafkah.
"Sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai nelayan. Harta benda mereka hangus saat kebakaran waktu itu, dan sudah sebulan lamanya cuaca buruk sehingga mereka tidak bisa melaut," ujarnya.
Dia berharap, pemerintah Kabupaten Manokwari segera memberikan solusi yang tepat bagi para korban kebakaran ini. Kebutusan dasar yang perlu segera dipenuhi saat ini ialah tempat tinggal layak.
Para korban banjir, kata dia, sangat mengharap pemerintah menyiapkan lokasi hunian sementara yang lebih nyaman.
Dia mengungkapkan, sebanyak 33 unit rumah ludes pada kebakaran yang terjadi pada pertengahan Ramadhan lalu. Hampir dua bulan mereka menempati tenda pengungsian.
"Saat hujan mereka harus berjibaku menahan air yang masuk ke tenda. Setidaknya ada lokasi aman dari banjir, sehingga saat pergi melaut mereka tenang meninggalkan anak istrinya di rumah," ujarnya.
Menurut dia, pengungsi yang saat ini menempati tenda mencapai 94 Kepala Keluarga. Anak-anak yang masih di usia SD hingga SMA ada sekitar 73 orang. Jumlah tersebut belum termasuk para balita.
Anak-anak membutuhkan lokasi yang layak agar bisa belajar dengan nyaman dan terhidar dari ancaman penyakit.
"Apalagi sekarang sudah memasuki tahun ajaran baru, tentu hal ini menambah beban para orang tua," katanya.
Caluddin menuturkan, pada masa tanggap darurat bantuan cukup lancar mengalir baik dari BPBD, pemerintah daerah maupun dari kelompok pemerhati lainya. Setelah masa tanggap darurat berakhir warga berjibaku mencari nafkah masing-masing.
Dia menambahkan, para korban kebakaran ini memiliki keinginan besar untuk bertemu dan berdialog dengan Bupati Manokwari Demas Paulus Mandacan.
"Syukur kalau bupati bisa hadir ke lokasi pengungsian. Kalau tidak bisa, cukup perwakilan dari kami diberi kesempatan untuk menghadap ke kantor bupati," ujarnya. (ant)
Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara (KKST) Manokwari Laode Caluddin di Manokwari, Selasa, mengungkapkan kesulitan yang dihadapi warga di lokasi pengungsian kian bertambah setelah masa tanggap darurat dicabut. Kesulitan mereka kian bertambah, karena tidak bisa mencari nafkah.
"Sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai nelayan. Harta benda mereka hangus saat kebakaran waktu itu, dan sudah sebulan lamanya cuaca buruk sehingga mereka tidak bisa melaut," ujarnya.
Dia berharap, pemerintah Kabupaten Manokwari segera memberikan solusi yang tepat bagi para korban kebakaran ini. Kebutusan dasar yang perlu segera dipenuhi saat ini ialah tempat tinggal layak.
Para korban banjir, kata dia, sangat mengharap pemerintah menyiapkan lokasi hunian sementara yang lebih nyaman.
Dia mengungkapkan, sebanyak 33 unit rumah ludes pada kebakaran yang terjadi pada pertengahan Ramadhan lalu. Hampir dua bulan mereka menempati tenda pengungsian.
"Saat hujan mereka harus berjibaku menahan air yang masuk ke tenda. Setidaknya ada lokasi aman dari banjir, sehingga saat pergi melaut mereka tenang meninggalkan anak istrinya di rumah," ujarnya.
Menurut dia, pengungsi yang saat ini menempati tenda mencapai 94 Kepala Keluarga. Anak-anak yang masih di usia SD hingga SMA ada sekitar 73 orang. Jumlah tersebut belum termasuk para balita.
Anak-anak membutuhkan lokasi yang layak agar bisa belajar dengan nyaman dan terhidar dari ancaman penyakit.
"Apalagi sekarang sudah memasuki tahun ajaran baru, tentu hal ini menambah beban para orang tua," katanya.
Caluddin menuturkan, pada masa tanggap darurat bantuan cukup lancar mengalir baik dari BPBD, pemerintah daerah maupun dari kelompok pemerhati lainya. Setelah masa tanggap darurat berakhir warga berjibaku mencari nafkah masing-masing.
Dia menambahkan, para korban kebakaran ini memiliki keinginan besar untuk bertemu dan berdialog dengan Bupati Manokwari Demas Paulus Mandacan.
"Syukur kalau bupati bisa hadir ke lokasi pengungsian. Kalau tidak bisa, cukup perwakilan dari kami diberi kesempatan untuk menghadap ke kantor bupati," ujarnya. (ant)
Related Posts