Pemkab Mimika Diminta Fasilitasi Perdamaian di Kwamki Narama
Friday, August 12, 2016
Edit
SAPA (TIMIKA) – Kepolisian Resort Mimika berencana akan melakukan pendekatan dengan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Provinsi Pap agar bisa segera memfasilitasi proses perdamaian bagi kelompok yang bertikai di Distrik Kwamki Narama.
Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mujiharso, SIK., M.Si menjelaskan, sebenarnya kelompok bertikai di Kwamki Narama sudah lama berdamai. Hanya saja, masih ada warga dari dua kelompok tersebut yang belum mulai beraktivitas, karena masih menanti proses perdamaian secara adat untuk kembali dilakukan.
“Sebetulnya dua kelompok yang bertikai di Kwamki Narama sudah lama berdamai, cuma masing – masing warga dari kedua kelompok masih enggan keluar rumah. Karena menurut adat, jika perdamain belum di lakukan secara prosesi adat maka, tidak boleh keluar karena takut kena sakit dan yang lainnya,” kata Yustanto saat ditemui Salam Papua di Graha Eme Neme Yauware, Jumat (12/8).
Dikatakan Yustanto, sejak pertikaian itu terjadi, pihaknya dibantu satuan TNI telah dikerahkan untuk mengatasi masalah ini. Bahkan, situasi yang sudah mulai kondusifpun pihaknya masih menempatkan personil untuk memberikan rasa aman kepada warga.
Akan tetapi, lanjut Yustanto, personil yang masih ditempatkan di Kwamki Narama tidak sebanyak saat pertikaian itu terjadi.
“Kami sudah melakukan penarikan atau pengurangan personil keamanan di pos stasioner tetap hingga tersisa 2 pleton, yakni 1 dari TNI dan 1 dari Brimob. Meski demikian, tetap ada personil yang melakukan patroli rutin untuk memantau situasi,” katanya.
Untuk itu, Yustanto sangat mengharapkan kepada Pemkab Mimika untuk dapat segera memfasilitasi perdamaian secara pemerintah dan adat.
Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mujiharso, SIK., M.Si menjelaskan, sebenarnya kelompok bertikai di Kwamki Narama sudah lama berdamai. Hanya saja, masih ada warga dari dua kelompok tersebut yang belum mulai beraktivitas, karena masih menanti proses perdamaian secara adat untuk kembali dilakukan.
“Sebetulnya dua kelompok yang bertikai di Kwamki Narama sudah lama berdamai, cuma masing – masing warga dari kedua kelompok masih enggan keluar rumah. Karena menurut adat, jika perdamain belum di lakukan secara prosesi adat maka, tidak boleh keluar karena takut kena sakit dan yang lainnya,” kata Yustanto saat ditemui Salam Papua di Graha Eme Neme Yauware, Jumat (12/8).
Dikatakan Yustanto, sejak pertikaian itu terjadi, pihaknya dibantu satuan TNI telah dikerahkan untuk mengatasi masalah ini. Bahkan, situasi yang sudah mulai kondusifpun pihaknya masih menempatkan personil untuk memberikan rasa aman kepada warga.
Akan tetapi, lanjut Yustanto, personil yang masih ditempatkan di Kwamki Narama tidak sebanyak saat pertikaian itu terjadi.
“Kami sudah melakukan penarikan atau pengurangan personil keamanan di pos stasioner tetap hingga tersisa 2 pleton, yakni 1 dari TNI dan 1 dari Brimob. Meski demikian, tetap ada personil yang melakukan patroli rutin untuk memantau situasi,” katanya.
Untuk itu, Yustanto sangat mengharapkan kepada Pemkab Mimika untuk dapat segera memfasilitasi perdamaian secara pemerintah dan adat.
“Kami mengharapkan adanya tindak lanjut dari Pemda untuk segera melakukan perdamaian secara pemerintah dan adat bagi kedua kelompok yang bertikai tersebut, sehingga bisa dikatakan bahwa kedua kelompok tersebut sudah benar – benar berdamai,” harap Yustanto. (Cr1)
Related Posts