Orang Tua Murid TK Negeri Pembina Mengeluh di Liburkan
SAPA (TIMIKA) – Orang tua murid TK (Taman Kanak-kanak) Negeri Pembina yang terletak di Jalan Sam Ratulangi, Kelurahan Inauga, Distrik Wania mengeluhkan, dikarenakan siswa-siswi TK tersebut di liburkan terus-terusan.
Musim hujan yang melanda seantero Kabupaten Mimika, mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah dan pemukiman warga, terutama bagi mereka yang memiliki bangunan tempat tinggal maupun kantor yang letaknya lebih rendah dari pada bangunan, saluran air serta jalan yang ada disekitarnya.
Akibat terjadinya banjir dan air menggenangi bangunan, sejumlah aktifitas menjadi terganggu, seperti yang terjadi di TK Negeri Pembina. Atas kejadian ini, pihak sekolah terpaksa meliburkan anak-anak, sebab tidak dapat melakukan aktifitas kegiatan belajar dan mengajar yang diakibatkan kondisi bangunan maupun halamana pada TK Negeri pembina tergenang air.
Salah satu orang tua siswa, Maria (32), kepada Salam Papua, Selasa (9/8) di sekitar halaman TK Negeri Pembina, merasa rugi jika anak-anak mereka terus-terusan di liburkan. Meski demikian, dirinya juga tidak bisa memaksakan kehendak, karena kondisi sekolah sedang tergenag air.
“Kami merasa rugi kalau anak-anak terus-terusan diliburkan setiap kali hujan. Kami berharap pihak sekolah dapat melaksanakan proses belajar mengajar, tetapi juga kalau kondisi begini, kami juga tidak bisa persalahkan sekolah. Ini bukan kali ini saja anak-anak diliburkan, setiap kali hujan dan sekolah banjir, pasti saja diliburkan,” tutur Maria.
Selama musim hujan yang terjadi sejak beberapa pekan lalu, TK Negeri Pembina selalu tergenang air. Pihak sekolah sendiri sudah berusaha untuk membuka aliran baru agar air yang menggenangi lokasi sekolah dapat surut. Namun, hal itu belum juga berhasil, karena dilakukan dengan cara manual tanpa menggunakan alat berat.
“Selama musim hujan sudah hampir empat kali banjir dan guru liburkan siswa. Sementara para guru bongkar jalan air supaya air cepat surut. Seharusnya sekolah ini butuh alat berat untuk bukan jalan air, karena sekolah ini rendah,” terang Maria.
Sementara itu kepala TK Negeri Pembina, Alince Giyai, saat dikonfirmasi Salam Papua mengatakan, dirinya tidak memungkiri bahwa akibat hujan secara terus-menerus menyebabkan bangunan sekolah tergenang air, bahkan hal itu sudah terjadi berulang kali. Pihaknya sudah berusaha meminta bantuan pemerintah berupa material pasir untuk menimbun halaman sekolah yang letaknya sangat rendah.
“Kami harap pemerintah melalui semua dinas terkait untuk perlu memperhatikan hal itu. Seperti Dinas Pekerjaan Umum terkait drainasenya, Dinas Tata Kota terkait pembuangan sampahnya, Dinas Pendidikan terkait kendala atau kondisi yang kami hadapi di sekolah ini,” tuturnya. (Ervi Ruban)
Musim hujan yang melanda seantero Kabupaten Mimika, mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah dan pemukiman warga, terutama bagi mereka yang memiliki bangunan tempat tinggal maupun kantor yang letaknya lebih rendah dari pada bangunan, saluran air serta jalan yang ada disekitarnya.
Akibat terjadinya banjir dan air menggenangi bangunan, sejumlah aktifitas menjadi terganggu, seperti yang terjadi di TK Negeri Pembina. Atas kejadian ini, pihak sekolah terpaksa meliburkan anak-anak, sebab tidak dapat melakukan aktifitas kegiatan belajar dan mengajar yang diakibatkan kondisi bangunan maupun halamana pada TK Negeri pembina tergenang air.
Salah satu orang tua siswa, Maria (32), kepada Salam Papua, Selasa (9/8) di sekitar halaman TK Negeri Pembina, merasa rugi jika anak-anak mereka terus-terusan di liburkan. Meski demikian, dirinya juga tidak bisa memaksakan kehendak, karena kondisi sekolah sedang tergenag air.
“Kami merasa rugi kalau anak-anak terus-terusan diliburkan setiap kali hujan. Kami berharap pihak sekolah dapat melaksanakan proses belajar mengajar, tetapi juga kalau kondisi begini, kami juga tidak bisa persalahkan sekolah. Ini bukan kali ini saja anak-anak diliburkan, setiap kali hujan dan sekolah banjir, pasti saja diliburkan,” tutur Maria.
Selama musim hujan yang terjadi sejak beberapa pekan lalu, TK Negeri Pembina selalu tergenang air. Pihak sekolah sendiri sudah berusaha untuk membuka aliran baru agar air yang menggenangi lokasi sekolah dapat surut. Namun, hal itu belum juga berhasil, karena dilakukan dengan cara manual tanpa menggunakan alat berat.
“Selama musim hujan sudah hampir empat kali banjir dan guru liburkan siswa. Sementara para guru bongkar jalan air supaya air cepat surut. Seharusnya sekolah ini butuh alat berat untuk bukan jalan air, karena sekolah ini rendah,” terang Maria.
Sementara itu kepala TK Negeri Pembina, Alince Giyai, saat dikonfirmasi Salam Papua mengatakan, dirinya tidak memungkiri bahwa akibat hujan secara terus-menerus menyebabkan bangunan sekolah tergenang air, bahkan hal itu sudah terjadi berulang kali. Pihaknya sudah berusaha meminta bantuan pemerintah berupa material pasir untuk menimbun halaman sekolah yang letaknya sangat rendah.
“Kami harap pemerintah melalui semua dinas terkait untuk perlu memperhatikan hal itu. Seperti Dinas Pekerjaan Umum terkait drainasenya, Dinas Tata Kota terkait pembuangan sampahnya, Dinas Pendidikan terkait kendala atau kondisi yang kami hadapi di sekolah ini,” tuturnya. (Ervi Ruban)
0 Response to "Orang Tua Murid TK Negeri Pembina Mengeluh di Liburkan "
Post a Comment