Meski Intensitas Hujan Deras, Cuaca Timika Dinilai Normal

SAPA (TIMIKA) – Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Mimika Fitria Nur Fadlilah, S.Si mengatakan, intensitas curah hujan di wilayah Mimika dari bulan Juli hingga Agustus terbilang tinggi.

“Sesuai dengan laporan klimatologi yang kami dapat, curah hujan dalam beberapa waktu ini masih tinggi. Namun kondisi hujan yang tinggi ini masih terbilang normal untuk standar Timika,” ujar Fitria kepada Salam Papua diruang kerjanya, Rabu (3/8).

Selengkapnya ia menyatakan, kondisi cuaca dalam beberapa bulan terakhir berhembus dari arah Tenggara ke Utara dengan kecepatan 6 - 20 km/jam. Serta suhu maksimal 24 – 31 derajat dan kelembaban udara hingga mencapai 68 – 100%. Hal tersebut mengakibatkan suhu panas.

Intensitas hujan yang tinggi sering mengakibatkan cuaca buruk dikarenakan hembusan angin yang membawa awan yang berhembus dari arah tenggara menuju ke pasifik yang melewati daerah-daerah wilayah Papua termasuk Mimika. Namun hembusan angin yang melewati Timika memiliki tikungan hingga membuat hembusan angin menjadi lambat hingga mengakibatkan hujan.

“Angin berhembus dari arah tenggara menuju ke pasifik, dan melewati Timika cuma ada belokan yang mengakibatkan melambatnya hembusan angin yang disertai awan hingga terjadi hujan,” terangnya.

Selain itu disinggung mengenai cuaca yang berpengaruh pada aktivitas penerbangan dan pelayaran. Fitria menjelaskan bahwa, sejauh ini tidak ada gangguan bagi penerbangan dan pelayaran ke Timika, alasannya prosedur yang diterapkan telah dijalankan, dalam artian jarak pandang dalam penerbangan harus sejauh 2 kilo, namun ada juga jarak pandang yang kurang dari 2 kilo sehingga penerbangan tersebut harus kembali ke bandara semula.

“Kalau penerbangan tidak ada gangguan karena masih kondisi normal, ada kalanya pesawat kembali ke tempat awal karena jarak pandang maksimal 2 kilo dan kalau kurang dari situ memang ada,” jelasnya.

Namun pihak BMKG menghimbau kepada aktivitas penerbangan dan pelayaran agar bisa menghindari awan komulunimbus yang didalamnya terdapat arus naik dan turun yang memiliki kekuatan besar dan sangat berbahaya bagi penerbangan dan pelayaran.

“Angin kencang terjadi apabila berpengaruh dari awan kumulonimbus jadi didalam awan itu terdapat arus udara naik dan turun apabila kekuatan besar entah dilaut dan udara sepanjang perjalanan pesawat atau kapal harus menghindari awan itu karena awan itu berbahaya,” ujarnya.

Sementara itu kondisi terakhir yang dilaporkan oleh BMKG Mimika cuaca masih normal untuk aktivitas penerbangan dan pelayaran, namun setiap harinya akan mengalami hujan dengan intensitas ringan dan sedang hingga lebat dalam waktu yang cukup lama dan disertai dengan cuaca mendung, namun beberapa hari terakhir terjadi cuaca panas. Hal tersebut dikarenakan awan yang mengakibatkan hujan tersebut telah berpindah dari wilayah Filipina ke Laut Cina Selatan.

“Sifat hujannya setiap hari, jadi secara umum intensitas hujan ringan atau sedang dalam waktu lama, jadi mendung gerimis dan hujan lebat, cuma beberapa hari terakhir itu panas tidak banyak hujan itu karena awan Siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar yang berpindah ke Laut Cina Selatan,” pungkasnya (Ricky Lodar).
Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel