Kabupaten Pegunungan Arfak Butuh Rp269 Miliar Pulihkan Bencana
SAPA (MANOKWARI) - Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat memerlukan anggaran sebesar Rp269 miliar untuk mempercepat proses pemulihan akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi April lalu.
Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy, di Manokwari, Selasa, mengatakan anggaran tersebut hendak digunakan untuk membangun rumah warga, fasilitas pendidikan, kesehatan dan fasilitas publik lain seperti jalan, jembatan, dan normalisasi sungai.
Dia menjelaskan, bencana yang terjadi pada 17 April 2016 itu merenggut jiwa lima warganya.
Sebanyak 1.088 orang dari 15 kampung di Distrik/Kecamatan Hingk dan Catubouw saat ini masih menempati tenda pengungsian.
"Rumah dan lahan pertanian mereka lennyap dan hancur total akibat banjir dan tanah longsor saat itu," kata Bupati itu lagi.
Usai bencana, kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak bersama BPBD, TNI, dan Polri antara lain evakuasi korban, pembangunan posko darurat bencana, tenda pengungsian, sekolah darurat, posko kesehatan dan pendistribusian pakaian maupun makanan siap saji.
Saroy mengaku perlu anggaran sebesar Rp82,7 miliar untuk membangun 313 unit rumah layak huni tipe 36 meter persegi bagi korban yang rumahnya hancur. Lahan pembangunan rumah tersebut telah disiapkan.
"Kami juga membutuhkan anggaran untuk pematangan lahan sekitar Rp10 miliar. Ini di luar jumlah anggaran pembangunan rumah," ujarnya lagi.
Pegunungan Arfak pun memerlukan anggaran sebesar Rp4,1 miliar untuk pengadaan peralatan kesehatan dan obat-obatan. Rehabilitasi bangunan SD, SMP, dan SMA memerlukan anggaran sebesar Rp702,4 juta, serta pengadaan peralatan dapur Rp1 miliar.
Selain kebutuhan dasar, pihaknya telah menghitung kebutuhan anggaran fasilitas umum yang lain seperti pembangunan jalan dan jembatan dan normalisasi sungai yang selama ini menjadi pemicu banjir.
Normalisasi akan dilakukan di Sungai Sopnyai, Sungai Hink I dan II, Sungai Snede, dan sungai Reihak.
Kondisi sungai yang berada pada dua distrik lokasi bencana tersebut sudah sangat parah, sehingga nrmalisasi sungai ini masing-masing membutuhkan anggaran antara Rp4 miliar hingga Rp13 miliar Bupati pun mengharapkan bantuan anggaran pembangunan jalan dan jembatan untuk menghubungkan kembali beberapa kampung yang tertimpa bencana tersebut.
"Jembatan kali Keihak dengan bentang panjang 25 meter membutuhkan anggaran sebesar Rp9,8 miliar, Jembatan Hink II bentang panjang 40 meter membutuhkan anggaran sebesar Rp18,2 miliar, Jembatan Kali Sopnyai bentang panjang 40 meter dengan total anggaran yang dibutuhkan Rp15,5 miliar, Jembatan Hink I dengan bentang panjang 20 meter total anggaran yang dibutuhkan Rp8,5 miliar," katanya lagi.
Tiga ruas jalan penghubung distrik dan kampung-kampung pada dua distrik itu pun membutuhkan perhatian, yakni ruas jalan Kampung Hingk-Igmaboue-Membey, ruas jalan Demaysi-Hink, dan ruas Jalan Kampung Kwok-Memberi.
Panjang ruas jalan tersebut antara 12 kilometer hingga 36 kilometer. Anggaran yang dibutuhkan antara Rp12 miliar hingga Rp43 miliar. (ant)
Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy, di Manokwari, Selasa, mengatakan anggaran tersebut hendak digunakan untuk membangun rumah warga, fasilitas pendidikan, kesehatan dan fasilitas publik lain seperti jalan, jembatan, dan normalisasi sungai.
Dia menjelaskan, bencana yang terjadi pada 17 April 2016 itu merenggut jiwa lima warganya.
Sebanyak 1.088 orang dari 15 kampung di Distrik/Kecamatan Hingk dan Catubouw saat ini masih menempati tenda pengungsian.
"Rumah dan lahan pertanian mereka lennyap dan hancur total akibat banjir dan tanah longsor saat itu," kata Bupati itu lagi.
Usai bencana, kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak bersama BPBD, TNI, dan Polri antara lain evakuasi korban, pembangunan posko darurat bencana, tenda pengungsian, sekolah darurat, posko kesehatan dan pendistribusian pakaian maupun makanan siap saji.
Saroy mengaku perlu anggaran sebesar Rp82,7 miliar untuk membangun 313 unit rumah layak huni tipe 36 meter persegi bagi korban yang rumahnya hancur. Lahan pembangunan rumah tersebut telah disiapkan.
"Kami juga membutuhkan anggaran untuk pematangan lahan sekitar Rp10 miliar. Ini di luar jumlah anggaran pembangunan rumah," ujarnya lagi.
Pegunungan Arfak pun memerlukan anggaran sebesar Rp4,1 miliar untuk pengadaan peralatan kesehatan dan obat-obatan. Rehabilitasi bangunan SD, SMP, dan SMA memerlukan anggaran sebesar Rp702,4 juta, serta pengadaan peralatan dapur Rp1 miliar.
Selain kebutuhan dasar, pihaknya telah menghitung kebutuhan anggaran fasilitas umum yang lain seperti pembangunan jalan dan jembatan dan normalisasi sungai yang selama ini menjadi pemicu banjir.
Normalisasi akan dilakukan di Sungai Sopnyai, Sungai Hink I dan II, Sungai Snede, dan sungai Reihak.
Kondisi sungai yang berada pada dua distrik lokasi bencana tersebut sudah sangat parah, sehingga nrmalisasi sungai ini masing-masing membutuhkan anggaran antara Rp4 miliar hingga Rp13 miliar Bupati pun mengharapkan bantuan anggaran pembangunan jalan dan jembatan untuk menghubungkan kembali beberapa kampung yang tertimpa bencana tersebut.
"Jembatan kali Keihak dengan bentang panjang 25 meter membutuhkan anggaran sebesar Rp9,8 miliar, Jembatan Hink II bentang panjang 40 meter membutuhkan anggaran sebesar Rp18,2 miliar, Jembatan Kali Sopnyai bentang panjang 40 meter dengan total anggaran yang dibutuhkan Rp15,5 miliar, Jembatan Hink I dengan bentang panjang 20 meter total anggaran yang dibutuhkan Rp8,5 miliar," katanya lagi.
Tiga ruas jalan penghubung distrik dan kampung-kampung pada dua distrik itu pun membutuhkan perhatian, yakni ruas jalan Kampung Hingk-Igmaboue-Membey, ruas jalan Demaysi-Hink, dan ruas Jalan Kampung Kwok-Memberi.
Panjang ruas jalan tersebut antara 12 kilometer hingga 36 kilometer. Anggaran yang dibutuhkan antara Rp12 miliar hingga Rp43 miliar. (ant)
0 Response to "Kabupaten Pegunungan Arfak Butuh Rp269 Miliar Pulihkan Bencana"
Post a Comment