Inilah Profil dan Latar Belakang Para Menteri Baru Kabinet Kerja Hasil Reshufle Jilid II

SAPA (JAKARTA) - Dalam perombakan atau reshufle kabinet jilid II yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/7) siang, terdapat 8 (delapan) nama baru yang masuk sebagai anggota Kabinet Kerja periode 2014 – 2019. Presiden lantas meminta Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung untuk mengumumkan profil kesembilan anggota baru Kabinet Kerja itu.

Mensesneg Pratikno mendapat kesempatan mengumumkan profil 5 (lima) menteri yang berlatar belakang profesional, sementara Seskab Pramono Anung mengumumkan profil 4 (empat) menteri yang berlatar belatang partai politik. Berikut profil-profil mereka:
  1. Menteri Keuangan Sri Mulyani, sudah sangat teruji dan berpengalaman di berbagai penugasan. Tentu saja di bidang ekonomi dan keuangan, dan memiliki jaringan dan dipercaya secara luas di tingkat internasional.

    “Tentu saja dengan kapasitas beliau, beliau mempunyai kapasitas untuk mendongkrak, ikut memperkuat ekonomi Indonesia dalam menghadapi  persaingan global. Sekaligus sebagaimana dikatakan Presiden menyelesaikan masalah yang sangat berat, yang sudah lama kita hadapi: kemiskinan, ketimpangan ekonomi, ketimpangan wilayah, dan juga meningkatkan kesempatan kerja,” kata Pratikno.

    Walapun sampai saat ini, Sri Mulyani masih menjabat sebagai Managing Director Bank Dunia, menurut Mensesneg, sudah ada komunikasi antara Presiden dengan Presiden Kim dari Bank Dunia, dan walaupun dengan berat hati telah diberi izin untuk kembali ke Indonesia, dan menjabat sebagai Menteri Keuangan.
  2. Menteri ESDM Archanda Thahar, seorang profesional yang ahli di bidang ESDM, mempunyai riwayat pendidikan yang sangat mengagumkan, S1 Tehnik Mesin, S2 dan S3 di bidang policy engineering, bekerja di banyak perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat (AS), memanage korporasi yang sangat besar, dan juga memiliki beberapa paten internasional.

    “Tentu saja mempunyai reputasi, tercatat sebagai profesional yang telah mempunyai level kelas dunia. Jadi, ini kita bersyukur Pak Archanda sudah lama di AS dan kembali ke Tanah Air,” kata Pratikno.
  3. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, seorang profesional, bergerak lama di bidang korporasi BUMD, BUMN, berpengalaman dalam pembangunan infrastruktur, perhubungan. Saat ini presiden direktur Angkasa Pura, dan sangat diharapkan bisa meningkatkan kinerja di Kementerian Perhubungan.
  4. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi, mempunyai pengalaman dan rekam jejak yang panjang di bidang pendidikan. Beberapa kali menjadi rektor Universitas Muhammadiyah Malang, juga ketua PP Muhammadiyah bidang kebudayaan, pendidikan, dan litbang sampai sekarang.

    Berpengalaman dan sekaligus telah membangun fondasi penting untuk meningkatkan prestasi lembaga-lembaga yang beliau pimpin. Bukan hanya di bidang pendidikan tinggi, Muhajir juga mengelola bidang pendidikan dan kebudayaan secara keseluruhan.

    “Jadi ini sudah sangat berpengalaman untuk mengelola bidang pendidikan dan kebudayaan,” terang Pratikno.
  5. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmgrasi, Ekoputro Sanjoyo, seorang profesional, banyak berpengalaman di bidang yang sangat dekat dengan pembangunan pedesaan, pertanian, peternakan, dll. Tentu saja telah teruji dalam pengembangan kewirausahaan, sehingga akan memberikan penguatan dalam pembangunan desa.

    “Jadi bukan hanya di bidang governance, di bidang administrasi pemerintahan, tetapi juga menjadi motor penting dalam pengembangan ekonomi pedesaan untuk mendukung tugas-tugas dari kementerian yang lain,” kata Pratikno.
  6. Menko Polhukan Jend. Wiranto, teruji dan berpengalaman menyelesaikan berbagai hal dalam penugasan ketika periode yang sangat penting, terutama transisi dari orde baru ke orde reformasi. Pernah menjadi Menhankam/Pangab, dan mampu mengawal proses perubahan itu, dan juga pernah menjadi Menko Polhukam.
  7. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, tiga kali menjadi anggota DPR-RI, berpengalaman. Lama menjadi anggota Komisi XI, komisi anggaran. Pernah menjadi anggota Golkar sekarang pimpinan Partai Nasdem, dansangat pengalaman di bidang perdagangan.

    “Kita tahu semua memiliki pengalaman yang panjang, pernah jadi ketua REI dan seterusnya. Diberikan beban oleh Presiden untuk menangani persoalan yang berkaitan dengan perdagangan, terutama untuk komoditi pangan, karena pangan menjadi perhatian serius presiden, terutama beras dan daging,” kata Seskab Pramono Anung.
  8. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, putra Ir. Hartarto yang pernah jadi Menteri Perindustrian. Pengalamannya panjang, anggota DPRnya lama, dan selalu pada komisi yang sama, yaitu Komisi Industri. Sehingga dengan demikian, Presiden meyakini penugasan yang akan diberikan kepada Airlangga Hartarto bisa dilakukan dengan baik.

    “Ditugaskan untuk membuat roadmap industri ke depan yang harus diselesaikan, dan bagaimana bangsa Indonesia ke depan bisa memiliki daya saing di bidang industrinya.  Beliau inisiator UU Perindustrian, sehingga pasti memahami penugasan yang diberikan,” jelas Pramono.
  9. Asman Abnur, dua kali jadi anggota DPR, pernah menjadi Wakil Walikota Batam. Tugas yang paling utama adalah melakukan reformasi birokrasi, dan juga melakukan pembenahan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sehingga dengan demikian karena sekarang sudah UU ASN, diharapkan reformasi birokrasi bisa berjalan lebih baik. “Mudah-mudahan bisa membawa perubahan pada Kementerian PANRB,” kata Pramono.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, dirinya selalu ingin berusaha maksimal agar Kabinet Kerja bisa bekerja lebih cepat, lebih efektif, bekerja dalam tim yang solid, yang saling mendukung, sehingga hasilnya nyata dan dalam waktu yang secepat-cepatnya.

“Berdasarkan pertimbangan tersebut, hari ini saya dan Wakil Presiden memutuskan melakukan perombakan Kabinet Kerja yang kedua. Kami melakukan pergeseran beberapa menteri dan ketua lembaga,” kata Presiden dalam keterangan pers bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/7) siang.

Selain para Menteri baru, Presiden Jokowi mengumumkan perombakan Kabinet Kerja, yang meliputi pergeseran terhadap 4 (empat) menteri, yaitu: 1. Luhut Binsar Pandjaitan (dari Menko Polhukam menjadi Menko Kemaritiman); 2. Bambang Brodjonegoro (dari Menteri Keuangan menjadi Menteri PPN/Kepala Bappenas); 3. Sofyan Djalil (dari Menteri PPN/Kepala Bappenas menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang); dan 4. Thomas Trikasih Lembong (dari Menteri Perdagangan menjadi Kepala BKPM).

Hadapi Tantangan Tidak Ringan

Dalam pengantarnya sebelum mengumumkan perombakan kabinet, Presiden Jokowi mengatakan, menenjelang 2 (dua) tahun pemerintahan, kita menghadapi tantangan-tantangan yang tidak ringan. “Kita harus menyelesaikan masalah kemiskinan, kita harus mengurangi kesenjangan ekonomi yang kaya dengan yang miskin, kesenjangan antarwilayah. Inilah masalah yang harus kita percepat penyelesaiannya,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut Presiden, kita harus memperkuat ekonomi nasional untuk menghadapi tantangan-tantangan ekonomi global, tantangan ekonomi dunia yang sedang melambat sekaligus penuh persaingan, penuh kompetisi.

“Kita harus membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk rakyat, untuk mengurangi pengangguran, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” tegas Presiden.

Diakui Presiden, bahwa tantangan-tantangan terus berubah dan membutuhkan kecepatan dalam bertindak, kecepatan dalam memutuskan. “Kita harus bertindak yang langsung dirasakan oleh rakyat, yang dinikmati oleh rakyat dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang,” terang Presiden.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi menegaskan, dirinya selalu ingin berusaha maksimal agar Kabinet Kerja bisa bekerja lebih cepat, lebih efektif, bekerja dalam tim yang solid, yang saling mendukung, sehingga hasilnya nyata dan dalam waktu yang secepat-cepatnya.

“Berdasarkan pertimbangan tersebut, hari ini saya dan Wakil Presiden memutuskan melakukan perombakan Kabinet Kerja yang kedua,” jelas Presiden.

Presiden menekankan, bahwa semangat perombakan Kabinet Kerja ini adalah penguatan kinerja pemerintahan, kabinet yang bekerja cepat, dalam tim yang solid dan kompak, kabinet yang bekerja untuk rakyat, memberikan manfaat yang nyata, dan dirasakan oleh rakyat. “Untuk itu, setelah jam 13.30 dilantik, akan langsung bekerja untuk mengikuti Sidang Paripurna,” pungkasnya. (Skb)
Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel