Polisi Masih Periksa Kepala Perang Terkait Konflik Kwamki Narama
SAPA (TIMIKA) – Hingga kini pihak kepolisian terus melakukan pemeriksaan terhadap Waemum atau kepala perang disaat konflik perang adat terjadi di Kwamki Narama. Salah satunya adalah Hosea Ongomang yang ditangkap petugas pada Rabu 3 Agustus 2016 di Distrik Kwamki Narama.
“Hosea sendiri masih kita periksa, dan saat ini dia masih kita tahan,” kata Kapolres Mimika, AKBP Yustanto Mujiharso, Senin (8/8), di kantor pelayanan Polres Mimika.
Terkait konflik Kwamki Narama, pihak kepolisian akan terus memburu Serta menangkap semua para Waemum yang di duga kuat terlibat dan aktif dalam konflik yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Mulai peristiwa pembakaran rumah, semuanya masuk ke ranah hukum. Para Waemum tetap akan kita tangkap,” tegas Yustanto.
Hingga saat ini pasca konflik perang adat di Kwamki Narama, situasi di Distrik Kwamki Narama dan sekitarnya tampak kondusif. Terlihat tidak ada lagi warga yang mondar-mandir sambil membawa perlengkapan perang berupa busur panah maupun benda tajam lainnya.
“Sudah sepakat semua untuk patah panah (perdamaian-red). Tugas kita adalah menekan, menidak, dan melokalisir, itu semua sudah kita lakukan, tinggal proses perdamaian. Masyarakat sudah mulai sepi, tidak ada lagi panah-panah, tinggal kita tunggu dari Pemda dan DPRD untuk prosesi perdamaian. Semakin cepat itu semakin bagus,” terang Yustanto. (CR3)
“Hosea sendiri masih kita periksa, dan saat ini dia masih kita tahan,” kata Kapolres Mimika, AKBP Yustanto Mujiharso, Senin (8/8), di kantor pelayanan Polres Mimika.
Terkait konflik Kwamki Narama, pihak kepolisian akan terus memburu Serta menangkap semua para Waemum yang di duga kuat terlibat dan aktif dalam konflik yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Mulai peristiwa pembakaran rumah, semuanya masuk ke ranah hukum. Para Waemum tetap akan kita tangkap,” tegas Yustanto.
Hingga saat ini pasca konflik perang adat di Kwamki Narama, situasi di Distrik Kwamki Narama dan sekitarnya tampak kondusif. Terlihat tidak ada lagi warga yang mondar-mandir sambil membawa perlengkapan perang berupa busur panah maupun benda tajam lainnya.
“Sudah sepakat semua untuk patah panah (perdamaian-red). Tugas kita adalah menekan, menidak, dan melokalisir, itu semua sudah kita lakukan, tinggal proses perdamaian. Masyarakat sudah mulai sepi, tidak ada lagi panah-panah, tinggal kita tunggu dari Pemda dan DPRD untuk prosesi perdamaian. Semakin cepat itu semakin bagus,” terang Yustanto. (CR3)
0 Response to "Polisi Masih Periksa Kepala Perang Terkait Konflik Kwamki Narama"
Post a Comment