Pelajar di Mimika Berhak Terima Program Indonesia Pintar (PIP)
SAPA (TIMIKA) – Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Menengah (Dispenmen) Mimika, Provinsi Papua, Drs.Selsius Aron mengatakan, para siswa atau pelajar yang ada di Mimika berhak untuk terima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP).
“Melalui Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014, untuk membangun Keluarga Produktif, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan PIP. Program ini dimaksudkan untuk menjamin akses layanan pendidikan dapat dirasakan oleh lapisan masyarakat yang memiliki kendala ekonomi,” kata Selsius Aron saat ditemui Salam Papua di Kantornya, Senin (1/8).
Ia menambahkan, tujuan dari PIP untuk meningkatkan akses bagi anak usia 6-12 untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah. Dan ini juga untuk mendukung wajib belajar 12 tahun. Serta mencegah siswa dari kemungkinan putus sekolah atau drop out atau tidak lanjut pendidikan karena ekonomi.
“Siswa di Mimika memang berhak, karena mereka adalah anak-anak Indonesia. Oleh itu, para guru melalui kepala sekolah, untuk memasukan nama-nama siswa dalam data dapodik, agar bisa diproses. Sebab per siswa akan dapat Rp500 ribu per enam bulan,”tutur Aron.
Menurutnya, khusus untuk siswa SMK harus pintar-pintar memanfaatkan bantuan PIP. Diharapkan, agar dana tersebut kepala sekolah bersama guru kewirausahan berdiskusi bersama orang tua untuk pemanfaatan dana tersebut.
“Entalah, bagaimana penggunaan PIP untuk membuat kegiatan-kegiatan produksi kreatif dari sisi hasil siswa di sekolah itu seperti apa,”jelas Aron.
Aron mencontohkan di SMK N 2 Jurusan Pertanian sekolah punya hasil sayuran siswa tidak bisa langsung menjual dalam bahan mentah. Namun setelah dibersihkan dan di kemas dalam plastik, yang selanjutnya bekerjasama dengan supermarket, maka harga jual lebih tinggi. Dibandingkan dengan dijual langsung. Yang nantinya, bisa menjadi nilai tambahan untuk semua kebutuhan sekolah.
“Pemerintah harapkan seperti itu, karena dampaknya sekian juta penduduk Indonesia yang miskin 30 persen adalah lulusan SMK. Sekarang yang dipertanyakan, kenapa lulusan SMK tetapi menciptakan kemiskinan,”kata Aron.
Jelasnya, SMK itu harus membantu untuk memberantas kemiskinan dalam arti, SMK bisa menciptakan dunia usaha. Dengan dunia usaha bisa mendapatkan pendapatan penghasilan, memperkerjakan orang lain. (Ervi Ruban)
“Melalui Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014, untuk membangun Keluarga Produktif, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan PIP. Program ini dimaksudkan untuk menjamin akses layanan pendidikan dapat dirasakan oleh lapisan masyarakat yang memiliki kendala ekonomi,” kata Selsius Aron saat ditemui Salam Papua di Kantornya, Senin (1/8).
Ia menambahkan, tujuan dari PIP untuk meningkatkan akses bagi anak usia 6-12 untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah. Dan ini juga untuk mendukung wajib belajar 12 tahun. Serta mencegah siswa dari kemungkinan putus sekolah atau drop out atau tidak lanjut pendidikan karena ekonomi.
“Siswa di Mimika memang berhak, karena mereka adalah anak-anak Indonesia. Oleh itu, para guru melalui kepala sekolah, untuk memasukan nama-nama siswa dalam data dapodik, agar bisa diproses. Sebab per siswa akan dapat Rp500 ribu per enam bulan,”tutur Aron.
Menurutnya, khusus untuk siswa SMK harus pintar-pintar memanfaatkan bantuan PIP. Diharapkan, agar dana tersebut kepala sekolah bersama guru kewirausahan berdiskusi bersama orang tua untuk pemanfaatan dana tersebut.
“Entalah, bagaimana penggunaan PIP untuk membuat kegiatan-kegiatan produksi kreatif dari sisi hasil siswa di sekolah itu seperti apa,”jelas Aron.
Aron mencontohkan di SMK N 2 Jurusan Pertanian sekolah punya hasil sayuran siswa tidak bisa langsung menjual dalam bahan mentah. Namun setelah dibersihkan dan di kemas dalam plastik, yang selanjutnya bekerjasama dengan supermarket, maka harga jual lebih tinggi. Dibandingkan dengan dijual langsung. Yang nantinya, bisa menjadi nilai tambahan untuk semua kebutuhan sekolah.
“Pemerintah harapkan seperti itu, karena dampaknya sekian juta penduduk Indonesia yang miskin 30 persen adalah lulusan SMK. Sekarang yang dipertanyakan, kenapa lulusan SMK tetapi menciptakan kemiskinan,”kata Aron.
Jelasnya, SMK itu harus membantu untuk memberantas kemiskinan dalam arti, SMK bisa menciptakan dunia usaha. Dengan dunia usaha bisa mendapatkan pendapatan penghasilan, memperkerjakan orang lain. (Ervi Ruban)
0 Response to "Pelajar di Mimika Berhak Terima Program Indonesia Pintar (PIP)"
Post a Comment