Kota Jayapura Alami Deflasi 1,10 Persen
SAPA (JAYAPURA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengatakan Kota Jayapura pada Juli 2016 mengalami deflasi 1,10 persen dibanding bulan sebelumnya.
"Di Kota Jayapura pada Juli 2016 terjadi deflasi 1,10 persen atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 127,78 pada Juni menjadi 1236,38," ujar Kepala BPS Papua JB Priyono di Jayapura, Senin (1/8).
Ia menerangkan, penurunan harga barang dan jasa di Kota Jayapura ditunjukkan oleh penurunan angka indeks pada kelompok pengeluaran barang dan jasa yaitu kelompok bahan makanan -0,37, kelompok kesehatan -0,17 dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan -5,27 persen.
"Sedangkan kelompok barang dan jasa yang mengalami kenaikan adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,19 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,47 persen, kelompok sandang 0,10 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen," katanya.
Priyono menyebut penurunan harga yang cukup signifikan mendorong terjadinya deflasi Kota Jayapura antara lain komoditi, angkutan udara, tomat sayur, cabai rawit, tomat buah, pepaya, jeruk, pinang, nanas, buncis, kangkung dan lain-lainnya.
"Sedangkan komoditi yang mengalami kenaikan harga diantaranya upah tukang bukan mandor, bawang merah, tarif listrik, daging ayam ras, donat, ikan ekor kuning, bawang putih, sawi hijau, gula pasir, ikan cakalang dan lain-lain," ujarnya lagi.
Priyono menambahkan dari 82 kota IHK di Indonesia, 78 kota mengalami inflasi dan hanya empat kota yang mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Tanjungpandan 2,34 persen dan deflasi tertinggi terjadi di Kota Jayapura sebesar 1,10 persen," ujarnya lagi. (Ant)
"Di Kota Jayapura pada Juli 2016 terjadi deflasi 1,10 persen atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 127,78 pada Juni menjadi 1236,38," ujar Kepala BPS Papua JB Priyono di Jayapura, Senin (1/8).
Ia menerangkan, penurunan harga barang dan jasa di Kota Jayapura ditunjukkan oleh penurunan angka indeks pada kelompok pengeluaran barang dan jasa yaitu kelompok bahan makanan -0,37, kelompok kesehatan -0,17 dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan -5,27 persen.
"Sedangkan kelompok barang dan jasa yang mengalami kenaikan adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,19 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,47 persen, kelompok sandang 0,10 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen," katanya.
Priyono menyebut penurunan harga yang cukup signifikan mendorong terjadinya deflasi Kota Jayapura antara lain komoditi, angkutan udara, tomat sayur, cabai rawit, tomat buah, pepaya, jeruk, pinang, nanas, buncis, kangkung dan lain-lainnya.
"Sedangkan komoditi yang mengalami kenaikan harga diantaranya upah tukang bukan mandor, bawang merah, tarif listrik, daging ayam ras, donat, ikan ekor kuning, bawang putih, sawi hijau, gula pasir, ikan cakalang dan lain-lain," ujarnya lagi.
Priyono menambahkan dari 82 kota IHK di Indonesia, 78 kota mengalami inflasi dan hanya empat kota yang mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Tanjungpandan 2,34 persen dan deflasi tertinggi terjadi di Kota Jayapura sebesar 1,10 persen," ujarnya lagi. (Ant)
0 Response to "Kota Jayapura Alami Deflasi 1,10 Persen "
Post a Comment