Empat Kru Tugboat yang Disandera Abu Sayyaf Dilaporkan Sakit
SAPA (SAMARINDA) - Empat kru tugboat atau kapal tunda Charles yang disandera Al Habsy, salah satu faksi kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf, dilaporkan sedang sakit.
Informasi itu diperoleh dari istri Ismail, Mualim I kapal tunda Charles, Dian Megawati Ahmad, setelah sempat berkomunikasi dengan keempat sandera Al Habsy tersebut.
"Kemarin (Kamis) saya sempat berkomunikasi dengan suami saya (Ismail) bersama tiga kru kapal tunda Charles yang disandera kelompok Al Habsy. Saya berkomunikasi dengan suami dan tiga sandera lainnya setelah mereka (penyandera) meminta saya menelpon," ujar Dian Megawati, ditemui di Mess PT Rusianto Bersaudara, di Sungai Lais, Samarinda, Jumat.
Komunikasi pertama kata Dian Megawati, berlangsung pada Kamis pagi (28/9) sekitar pukul 07. 30 Wita.
Saat itu lanjut dia, orang yang menghubunginya mengklaim sebagai anggota kelompok Al Habsy dan meminta Dian Megawati menelpon kembali.
"Kamis pagi, saya ditelepon dan orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy meminta saya telepon balik, tetapi saya bilang tidak bisa karena jaringannya terputus-putus dan sibuk. Orang dibalik telepon itu kemudian mengatakan, kalau mau berbicara dengan suamimu, silakan menelepon sekitar pukul 11.00 Wita. Orang itu berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris," kata Dian Megawati.
Kemudian, pada Kamis siang sekitar pukul 10.30 Wita, Dian Megawati menghubungi nomer telepon Filipina yang biasa digunakan orang yang mengklaim dari kelompok Al Habsy menghubunginya tersebut.
"Saat itulah, untuk kedua kalinya saya berbicara dengan suami saya dan mengatakan kondisi mereka sakit semua. Kondisi terparah dialami oleh Pak Nasir, sandera tertua yang mengalami infeksi di bagian kaki. Suami saya sempat menangis dan dari nada suaranya memang terdengar sangat lemah. Begitu pula dengan ketiga sandera lainnya, suaranya terdengar pasrah dan seperti orang yang kehilangan harapan," tutur Dian Megawati.
Pada komunikasi tersebut, keempat kru kapal tunda Charles memohon agar mereka segera dibebaskan.
"Setelah suami saya, kemudian Robin Piter juga sempat berbicara dengan Elona, istrinya, selanjutnya Pak Nasir serta Sofyan. Intinya, mereka berharap segera dibebaskan. Suami saya juga sempat menanyakan bagaimana kondisi saya dan anak-anak," ujar Dian Megawati.
Namun, ia mengaku tidak menanyakan posisi suami dan ketiga kru kapal tunda Charles tersebut.
"Saya takut menanyakan posisi mereka karena khawatir terjadi sesuatu terhadap suami saya dan ketiga kru kapal tunda itu. Saat berbicara, mereka (penyandera) sempat menyuruh sandera untuk menanyakan uang tebusan. Kalau dari telepon, terdengar ada suara ayam, seperti mereka berada di perkampungan," kata Dian Megawati.
Saat komunikasi itu, orang yang mengklaim dari kelompok Al Habsy juga sempat menanyakan uang tebusan yang mereka minta yakni Rp250 juta Peso atau sekitar Rp69 miliar.
"Mereka sempat menanyakan apakah perusahaan sudah siap membayar tebusan, kemudian saya sampaikan bahwa kami sedang mengusahakan dan pekan ini kami akan ke Jakarta bertemu dengan pemerintah. Orang itu kemudian mengatakan, silakan sampaikan ke presidenmu agar segera membayar tebusan," tutur Dian Megawati.
Hal senada juga disampaikan Elona, istri juru mudi kapal tunda Charles, Robin Piter.
"Suami saya memohon agar segera dibebaskan sebelum terjadi sesuatu terhadap mereka. Saat berbicara dengan Pak Nasir, dia meminta agar tidak diberitahu istrinya karena sudah tua dan meminta agar masalah tersebut hanya disampaikan ke Krista, anaknya yang berada di Semarang, Jawa Tengah," ujarnya.
"Kami berharap, seluruh sandera segera kembali dengan selamat sebab takut terjadi apa-apa terhadap mereka. Apalagi, mereka sudah 39 hari disandera dan selama penyanderaan, mereka mengatakan hanya makan seadanya yakni singkong dan kelapa," kata Elona.
Tujuh kru kapal tunda Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf sejak Senin (20/6), yakni Ferry Arifin (nakhoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman) serta Robin Piter (juru mudi). (ant)
Informasi itu diperoleh dari istri Ismail, Mualim I kapal tunda Charles, Dian Megawati Ahmad, setelah sempat berkomunikasi dengan keempat sandera Al Habsy tersebut.
"Kemarin (Kamis) saya sempat berkomunikasi dengan suami saya (Ismail) bersama tiga kru kapal tunda Charles yang disandera kelompok Al Habsy. Saya berkomunikasi dengan suami dan tiga sandera lainnya setelah mereka (penyandera) meminta saya menelpon," ujar Dian Megawati, ditemui di Mess PT Rusianto Bersaudara, di Sungai Lais, Samarinda, Jumat.
Komunikasi pertama kata Dian Megawati, berlangsung pada Kamis pagi (28/9) sekitar pukul 07. 30 Wita.
Saat itu lanjut dia, orang yang menghubunginya mengklaim sebagai anggota kelompok Al Habsy dan meminta Dian Megawati menelpon kembali.
"Kamis pagi, saya ditelepon dan orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy meminta saya telepon balik, tetapi saya bilang tidak bisa karena jaringannya terputus-putus dan sibuk. Orang dibalik telepon itu kemudian mengatakan, kalau mau berbicara dengan suamimu, silakan menelepon sekitar pukul 11.00 Wita. Orang itu berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris," kata Dian Megawati.
Kemudian, pada Kamis siang sekitar pukul 10.30 Wita, Dian Megawati menghubungi nomer telepon Filipina yang biasa digunakan orang yang mengklaim dari kelompok Al Habsy menghubunginya tersebut.
"Saat itulah, untuk kedua kalinya saya berbicara dengan suami saya dan mengatakan kondisi mereka sakit semua. Kondisi terparah dialami oleh Pak Nasir, sandera tertua yang mengalami infeksi di bagian kaki. Suami saya sempat menangis dan dari nada suaranya memang terdengar sangat lemah. Begitu pula dengan ketiga sandera lainnya, suaranya terdengar pasrah dan seperti orang yang kehilangan harapan," tutur Dian Megawati.
Pada komunikasi tersebut, keempat kru kapal tunda Charles memohon agar mereka segera dibebaskan.
"Setelah suami saya, kemudian Robin Piter juga sempat berbicara dengan Elona, istrinya, selanjutnya Pak Nasir serta Sofyan. Intinya, mereka berharap segera dibebaskan. Suami saya juga sempat menanyakan bagaimana kondisi saya dan anak-anak," ujar Dian Megawati.
Namun, ia mengaku tidak menanyakan posisi suami dan ketiga kru kapal tunda Charles tersebut.
"Saya takut menanyakan posisi mereka karena khawatir terjadi sesuatu terhadap suami saya dan ketiga kru kapal tunda itu. Saat berbicara, mereka (penyandera) sempat menyuruh sandera untuk menanyakan uang tebusan. Kalau dari telepon, terdengar ada suara ayam, seperti mereka berada di perkampungan," kata Dian Megawati.
Saat komunikasi itu, orang yang mengklaim dari kelompok Al Habsy juga sempat menanyakan uang tebusan yang mereka minta yakni Rp250 juta Peso atau sekitar Rp69 miliar.
"Mereka sempat menanyakan apakah perusahaan sudah siap membayar tebusan, kemudian saya sampaikan bahwa kami sedang mengusahakan dan pekan ini kami akan ke Jakarta bertemu dengan pemerintah. Orang itu kemudian mengatakan, silakan sampaikan ke presidenmu agar segera membayar tebusan," tutur Dian Megawati.
Hal senada juga disampaikan Elona, istri juru mudi kapal tunda Charles, Robin Piter.
"Suami saya memohon agar segera dibebaskan sebelum terjadi sesuatu terhadap mereka. Saat berbicara dengan Pak Nasir, dia meminta agar tidak diberitahu istrinya karena sudah tua dan meminta agar masalah tersebut hanya disampaikan ke Krista, anaknya yang berada di Semarang, Jawa Tengah," ujarnya.
"Kami berharap, seluruh sandera segera kembali dengan selamat sebab takut terjadi apa-apa terhadap mereka. Apalagi, mereka sudah 39 hari disandera dan selama penyanderaan, mereka mengatakan hanya makan seadanya yakni singkong dan kelapa," kata Elona.
Tujuh kru kapal tunda Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf sejak Senin (20/6), yakni Ferry Arifin (nakhoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman) serta Robin Piter (juru mudi). (ant)
0 Response to "Empat Kru Tugboat yang Disandera Abu Sayyaf Dilaporkan Sakit"
Post a Comment