Eltinus Omaleng dan Willem Wandik Ingin Selesaikan Perang Adat di Kwamki Narama

Bupati  Puncak, Willem Wandik dan Bupati  Mimika, Eltinus Omaleng - SAPA SALDI
SAPA (TIMIKA) – Pemerintah Kabupaten dan Kabupaten Puncak sepakat akan membantu beban terkait pembayaran kepala atau denda adat atas jatuhnya korban meninggal dunia, dalam konflik perang adat yang terjadi di wilayah Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Bupati Mimika Eltinus Omaleng saat diwawancarai di Hotel dan Resto Cenderawasih 66, Rabu (27/7) mengatakan, terkait keterlibatan pemerintah dalam menangani konflik perang adat yang terjadi di Kwamki Narama. Pihaknya telah mengambil langkah dan berkoordinasi dengan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan Bupati Puncak, Willem Wandik.

Selain itu, kata Omaleng, pihaknya juga telah mengutus para pihak untuk turun ke masing-masing kelompok masyarakat yang bertikai. Ini dimaksud untuk melakukan upaya-upaya pendekatan, baik secara adat maupun secara keluarga, guna mengajak untuk membuka hati dan mau menerima. Sehingga konflik antar kelompok ini bisa diakhiri.

“Sebenarnya kita mau masuk ke pihak bawah. Tapi kalau kita kesana tidak mungkin langsung ambil keputusan. Jadi ini kita secara adat, secara keluarga, kita masuk pelan-pelan. Jadi kita pasang orang dilapangan kemudian kita stanby disini,” jelas Bupati Omaleng.

Ia mengatakan, intinya pemerintah sudah memahami apa yang menjadi kendala dilapangan saat ini. Dimana pihak yang bertikai baik dari kubu bawah, kubu atas, dan kubu Iliale menunggu pihak mana yang harus bertanggungjawab atas tiga orang korban yang meninggal, pada penyerangan di Iliale pada hari Senin (25/7) kemarin.

Lanjutnya, dari kondisi ini, baik kubu atas maupun kubu Iliale, mengarah pada kubu bawah yang bertagggungjawab. Serta meminta menerima jenazah korban untuk dibakar secara adat. Serta bertanggungjawab membayar denda adat masing-masing korban. Namun dari kubu bawah merasa keberatan atau terbebani. Karenanya, dirinya dan Bupati Puncak siap untuk membantu itu.

“Soal untuk bayar kepala itu pemerintah yang tanggung. Karena dana untuk penyelesaian konflik itukan ada, dan diatur dalam Undang-undang. Sehingga kalian (kubu bawah-red) jangan takut soal bayar kepala dan lain-lain. Pemerintah siap bantu, yang penting mayat di RSUD itu tolong diterima mereka dan dibakar,” tutur Omaleng.

Sementara Bupati Puncak, Willem Wandik mengatakan, pihaknya datang ke Timika hanya untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Ini karena, warga yang saat ini sedang berkonflik di Kwamki Narama merupakan masyarakat Kabupaten Puncak. Selain itu, konflik ini juga berhubungan dengan apa yng terjadi di Kabupaten Puncak.

“Hari ini kami dengan pak Kapolda dan Bupati Mimika duduk bersama, untuk berkoordinasi dan mencarikan solusi untuk masuk dalam adat. Dan pemerintah tidak diam, tapi siap untuk bagaimana selesaikan masalah ini,” jelas Bupati Wandik. (Saldi Hermanto)

0 Response to "Eltinus Omaleng dan Willem Wandik Ingin Selesaikan Perang Adat di Kwamki Narama"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel